Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Makna Dan Pentingnya Sifat Tabligh

Halo temen-temen dan sahabat-sahabat semuanya.... Pada kesempatan kali ini kita akan membahas mengenai tabligh, tentu saja kita sebagai umat Islam seringkali mendengar kata-kata tabligh namun ada sebagian orang belum mengetahui makna secara jelas tentang tabligh. Dan perlu kita ketahui bahwasanya sifat tabligh itu adalah salah satu sifat yang dimiliki oleh Rasulullah shallallahu alaihi wasallam. Maka dari itu kita harus mengetahui dan juga dapat menerapkan sifat tabligh dalam kehidupan sehari-hari dan berikut ini adalah ulasannya.

Menyampaikan

Pengertian Tabligh

Tabligh secara bahasa artinya menyampaikan, sedangkan secara istilah tabligh adalah menyampaikan ajaran-ajaran agama Islam yang diterima dari Allah SWT  kepada seluruh umat manusia. Di mana ajaran-ajaran tersebut dijadikan sebagai pedoman dalam kehidupan serta ajaran tersebut diterapkan dalam kehidupan sehari-hari untuk mendapatkan kebahagiaan kehidupan di dunia dan di akhirat.

Inti makna dari sifat tabligh ini ialah Amar ma'ruf nahi mungkar yang memiliki arti sebuah perintah agar umat manusia melaksanakan kebaikan, serta mencegah dari perbuatan kejahatan. Namun intinya adalah mengajak untuk beriman dan bertakwa kepada Allah SWT.

Sifat tabligh merupakan sifat yang dimiliki oleh Rasulullah shallallahu alaihi wasallam dan kemudian, para sahabat sahabat rasulullah yang pertama memeluk agama Islam pun turut melaksanakannya. Dan pada akhirnya sifat tabligh itu menjadi kewajiban bagi seluruh umat Islam sesuai dengan kemampuan dan ilmu pengetahuan yang dimiliki.

berikut ini adalah ayat-ayat yang menerangkan tentang sifat tabligh atau menyampaikan diantaranya yakni.....

Allah Subhanahu Wa Ta'ala berfirman:

يٰۤـاَيُّهَا الرَّسُوْلُ بَلِّغْ مَاۤ اُنْزِلَ اِلَيْكَ مِنْ رَّبِّكَ ۗ وَاِ نْ لَّمْ تَفْعَلْ فَمَا بَلَّغْتَ رِسٰلَـتَهٗ ۗ وَا للّٰهُ يَعْصِمُكَ مِنَ النَّا سِ ۗ اِنَّ اللّٰهَ لَا يَهْدِى الْقَوْمَ الْـكٰفِرِيْنَ

yaaa ayyuhar-rosuulu balligh maaa ungzila ilaika mir robbik, wa il lam taf'al fa maa ballaghta risaalatah, wallohu ya'shimuka minan-naas, innalloha laa yahdil-qoumal-kaafiriin

Artinya: "Wahai Rasul! Sampaikanlah apa yang diturunkan Tuhanmu kepadamu. Jika tidak engkau lakukan (apa yang diperintahkan itu) berarti engkau tidak menyampaikan amanat-Nya. Dan Allah memelihara engkau dari (gangguan) manusia. Sungguh, Allah tidak memberi petunjuk kepada orang-orang kafir."
(QS. Al-Ma'idah 5: Ayat 67)

Allah Subhanahu Wa Ta'ala berfirman:

لِّيَـعْلَمَ اَنْ قَدْ اَبْلَغُوْا رِسٰلٰتِ رَبِّهِمْ وَاَ حَا طَ بِمَا لَدَيْهِمْ وَاَ حْصٰى كُلَّ شَيْءٍ عَدَدًا

liya'lama ang qod ablaghuu risaalaati robbihim wa ahaatho bimaa ladaihim wa ahshoo kulla syai`in 'adadaa

Artinya: "Agar Dia mengetahui, bahwa rasul-rasul itu sungguh, telah menyampaikan risalah Tuhannya, sedang (ilmu-Nya) meliputi apa yang ada pada mereka, dan Dia menghitung segala sesuatu satu per satu."
(QS. Al-Jinn 72: Ayat 28)


Allah Subhanahu Wa Ta'ala berfirman:

قَا لَ اِنَّمَا الْعِلْمُ عِنْدَ اللّٰهِ ۖ وَاُ بَلِّغُكُمْ مَّاۤ اُرْسِلْتُ بِهٖ وَلٰـكِنِّيْۤ اَرٰٮكُمْ قَوْمًا تَجْهَلُوْنَ

qoola innamal-'ilmu 'ingdallohi wa uballighukum maaa ursiltu bihii wa laakinniii arookum qoumang taj-haluun

Artinya: "Dia (Hud) berkata, Sesungguhnya ilmu (tentang itu) hanya pada Allah, dan aku (hanya) menyampaikan kepadamu apa yang diwahyukan kepadaku, tetapi aku melihat kamu adalah kaum yang berlaku bodoh."
(QS. Al-Ahqaf 46: Ayat 23)
Allah Subhanahu Wa Ta'ala berfirman:

فَتَوَلّٰى عَنْهُمْ وَقَا لَ يٰقَوْمِ لَقَدْ اَبْلَغْتُكُمْ رِسَا لَةَ رَبِّيْ وَنَصَحْتُ لَـكُمْ وَلٰـكِنْ لَّا تُحِبُّوْنَ النّٰصِحِيْنَ

fa tawallaa 'an-hum wa qoola yaa qoumi laqod ablaghtukum risaalata robbii wa nashohtu lakum wa laakil laa tuhibbuunan-naashihiin

Artinya: "Kemudian dia (Saleh) pergi meninggalkan mereka sambil berkata, Wahai kaumku! Sungguh, aku telah menyampaikan amanat Tuhanku kepadamu dan aku telah menasihati kamu. Tetapi kamu tidak menyukai orang yang memberi nasihat."
(QS. Al-A'raf 7: Ayat 79)

Maka dari itu ayat-ayat di atas sudah sangat jelas tentang perintah untuk menyampaikan atau memiliki sifat tabligh namun dalam menyampaikan harus sesuai dengan wawasan dan ilmu yang dimiliki. Bagaimanapun tabligh hanyalah menyampaikan ajaran, bukan untuk memaksakan kepercayaan.

Karena pada dasarnya Allah SWT lah yang memberikan petunjuk bagi orang-orang yang beriman. 

Allah Subhanahu Wa Ta'ala berfirman:

اِنَّكَ لَا تَهْدِيْ مَنْ اَحْبَبْتَ وَلٰـكِنَّ اللّٰهَ يَهْدِيْ مَنْ يَّشَآءُ ۗ وَهُوَ اَعْلَمُ بِا لْمُهْتَدِيْنَ

innaka laa tahdii man ahbabta wa laakinnalloha yahdii may yasyaaa`, wa huwa a'lamu bil-muhtadiin

Artinya: "Sungguh, engkau (Muhammad) tidak dapat memberi petunjuk kepada orang yang engkau kasihi, tetapi Allah memberi petunjuk kepada orang yang Dia kehendaki, dan Dia lebih mengetahui orang-orang yang mau menerima petunjuk."
(QS. Al-Qasas 28: Ayat 56)

Pentingnya Tabligh

Sifat tabligh adalah perintah untuk menyampaikan ajaran Islam dalam kehidupan sehari-hari namun sesuai dengan batas kemampuannya dan ilmu pengetahuannya. Dan berikut ini adalah poin-poin penting dalam sifat tabligh dalam kehidupan sehari-hari yakni.

Menyampaikan
  1. Maknanya sifat tabligh merupakan media langsung yakni sebagai perantara memberi petunjuk dan mengajarkan atau menyampaikan ilmu-ilmu ajaran agama Islam kepada seluruh umat manusia. Karena hakikatnya yang dapat memberi petunjuk itu hanyalah Allah SWT. 
  2. Secara historis tabligh merupakan tugas Nabi dan Rasul, namun setelah peninggalan Rasulullah shallallahu alaihi wasallam tugas ini tidak lepas dari pundak seluruh umat Islam. Karena tabligh merupakan Amar Makruf nahi mungkar yakni syariat dan kewajiban bagi seluruh kaum muslimin. Berikut ini ada ayat yang menjelaskan anjuran untuk memperdalam ilmu serta dapat menyampaikan ilmu yang dimiliki.
Allah Subhanahu Wa Ta'ala berfirman:

وَمَا كَا نَ الْمُؤْمِنُوْنَ لِيَنْفِرُوْا كَآ فَّةً ۗ فَلَوْلَا نَفَرَ مِنْ كُلِّ فِرْقَةٍ مِّنْهُمْ طَآئِفَةٌ لِّيَـتَفَقَّهُوْا فِى الدِّيْنِ وَ لِيُنْذِرُوْا قَوْمَهُمْ اِذَا رَجَعُوْۤا اِلَيْهِمْ لَعَلَّهُمْ يَحْذَرُوْنَ

wa maa kaanal-mu`minuuna liyangfiruu kaaaffah, falau laa nafaro ming kulli firqotim min-hum thooo`ifatul liyatafaqqohuu fid-diini wa liyungziruu qoumahum izaa roja'uuu ilaihim la'allahum yahzaruun

Artinya: "Dan tidak sepatutnya orang-orang mukmin itu semuanya pergi (ke medan perang). Mengapa sebagian dari setiap golongan di antara mereka tidak pergi untuk memperdalam pengetahuan agama mereka dan untuk memberi peringatan kepada kaumnya jika mereka telah kembali agar mereka dapat menjaga dirinya."
(QS. At-Taubah 9: Ayat 122)

Kesimpulan

Dengan begitu itu tadi merupakan beberapa ulasan tentang tabligh dimana tabligh mempunyai arti menyampaikan ajaran-ajaran Islam yang diterima dari Allah SWT kepada seluruh umat manusia. Di mana tabligh merupakan salah satu sifat yang dimiliki oleh Rasulullah shallallahu alaihi wasallam. Dan kita sebagai umat Islam berkewajiban memiliki sifat tabligh namun perlu digaris bawahi dalam memiliki sifat tabligh atau menyampaikan itu sebatas kemampuan dan ilmu pengetahuan yang dimiliki.