Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Penjelasan Taqwa Dan Keutamaannya Lengkap

Halo teman-teman semuanya pada kesempatan kali ini kita akan membahas mengenai takwa. Dimana berapa banyak dari kita yang benar-benar takut kepada Allah? Dan berapa banyak dari kita yang sadar bahwasanya Allah mengetahui semua tingkah laku kita? Dan tentunya terdapat dua malaikat di kiri dan kanan kita yang senantiasa mencatat seluruh amal perbuatan kita? Oleh karena itu pentingnya bagi kita untuk senantiasa bertakwa, dimana hal tersebut untuk mendekatkan diri kepada Allah. Dan berikut ini ialah penjelasan lebih rinci mengenai apa itu taqwa.

Bertaqwa

Pengertian Taqwa

Taqwa secara Etimologi memiliki arti yaknj Taqwa berasal dari kata waqa-yaqi-wiqayah yang artinya menjaga diri, menghindari dan menjauhi. Sedangkan pengertian Taqwa secara Terminologi adalah Taqwa adalah takut kepada Allah berdasarkan kesadaran dengan mengerjakan segala perintah-Nya dan menjauhi segala larangan-Nya serta takut terjerumus dalam perbuatan-perbuatan maksiat.

Dikutip dari brilio.net dari berbagai sumber dijelaskan dalam Al-Qur'an perihal takwa itu dijelaskan sebanyak 259 kali dengan makna yang cukup beragam, di antaranya seperti memelihara, menghindari, menjauhi, menutupi, dan menyembunyikan.

Dan perlu kita ketahui bahwa petunjuk yang ada di dalam Al-Qur'an itu hanya bisa di rasakan dan di manfaatkan oleh orang-orang yang senantiasa beriman dan bertaqwa. Sedangkan bagi orang-orang kafir Al-Qur'an akan menambah kerugian bagi mereka. Dan tentunya hal tersebut sudah dijelaskan di dalam Al-Qur'an yaitu:

Allah Subhanahu Wa Ta'ala berfirman:

وَنُنَزِّلُ مِنَ الْـقُرْاٰ نِ مَا هُوَ شِفَآءٌ وَّرَحْمَةٌ لِّـلْمُؤْمِنِيْنَ ۙ وَلَا يَزِيْدُ الظّٰلِمِيْنَ اِلَّا خَسَا رًا

wa nunazzilu minal-qur`aani maa huwa syifaaa`uw wa rohmatul lil-mu`miniina wa laa yaziiduzh-zhoolimiina illaa khosaaroo

Artinya: "Dan Kami turunkan dari Al-Qur'an (sesuatu) yang menjadi penawar dan rahmat bagi orang yang beriman, sedangkan bagi orang yang zalim (Al-Qur'an itu) hanya akan menambah kerugian."
(QS. Al-Isra' 17: Ayat 82)

Dari ayat di atas dapat kita ambil hikmahnya bahwa seorang muslim yang belum bisa merasakan atau menikmati petunjuk di dalam Al Qur'an, maka dapat dipastikan bahwa keimanan dan ketaqwaan nya berada dalam kadar yang rendah. Oleh sebab itu maka harus senantiasa memperbaharui keimanan dan ketaqwaan kita, yaitu dengan berusaha sekuat mungkin untuk meningkatkan keimanan dan ketakwaan nya. Salah satu contoh dengan senantiasa menjalankan semua perintahnya dan menjauhi larangannya.

Maknanya Taqwa merupakan sebuah benteng setiap muslim untuk melindunginya dari kemurkaan Allah SWT. Dimana bagi setiap muslim yang taat melaksanakan perintah-Nya, pasti akan mendapatkan ganjaran kebaikan, begitupun sebaliknya yakni apabila kita selalu melakukan perbuatan maksiat yang di larang oleh Allah maka kelak mendapatkan balasannya. 

Dengan kita bertaqwa, seorang hamba akan selalu merasa selalu bersyukur atas apapun nikmat yang telah Allah berikan kepada kita, karena mereka tahu bahwasanya hal-hal yang ia miliki baik sekecil atau sebesar apapun itu hal tersebut lah yang terbaik untuk diri sendiri.

Sifat-Sifat Taqwa
Seseorang yang memiliki tingkat ketakwaan yang luar biasa itu  pasti memiliki beberapa sifat tertentu dan berikut ini adalah sifat sifatnya yaitu:

  • Sifat pertama, Al-Khaufu minal-Jalil, yaitu manusia memiliki sifat merasa takut kepada Allah SWT yang mempunyai sifat Maha Agung.

Dalam kehidupan sehari-hari banyak kita temui seseorang yang tidak takut terhadap Allah, suatu contoh seperti orang bermaksiat yaitu melakukan zina, pencurian, dan sebagainya. contoh-contoh tersebut adalah seseorang yang tidak takut terhadap Allah karena mereka-mereka beranggapan bahwa Allah tidak mengetahui apa yang ia lakukan. 

Namun pada kenyataannya Allah itu maha mengetahui dan tidak pernah tertidur sehingga meskipun kamu melakukan perbuatan maksiat dan tidak ada seorang pun yang tahu Allah tetap tahu apa yang kamu lakukan. Dan justru malah kebanyakan dari kita itu lebih takut terhadap orang lain bukan takut terhadap Allah.

Allah Subhanahu Wa Ta'ala berfirman:

اِنَّ الَّذِيْنَ يَخْشَوْنَ رَبَّهُمْ بِا لْغَيْبِ لَهُمْ مَّغْفِرَةٌ وَّاَجْرٌ كَبِيْرٌ

innallaziina yakhsyauna robbahum bil-ghoibi lahum maghfirotuw wa ajrung kabiir

Artinya: "Sesungguhnya orang-orang yang takut kepada Tuhannya yang tidak terlihat oleh mereka, mereka memperoleh ampunan dan pahala yang besar."
(QS. Al-Mulk 67: Ayat 12)

Dalam ayat tersebut dapat kita petik sebuah makna bahwa ketika kita takut terhadap Allah maka kita akan senantiasa selalu melaksanakan semua perintah perintahnya seperti selalu senantiasa beribadah dan akan menjauhi seluruh larangannya yaitu menjauhi perbuatan-perbuatan yang di larang oleh syariat Islam. Sehingga dengan kita melakukan hal tersebut maka kita akan memperoleh ampunan dan pahala yang luar biasa.

  • Kedua, Al-‘Amalu bi At-Tanzil, yaitu beramal dengan apa yang diwahyukan oleh Allah SWT. 

Seseorang diwajibkan untuk beramal itu sesuai dengan apa yang di perintahkan oleh Allah yakni mengikuti Al-Qur'an dan As-Sunnah. Dengan cara selalu belajar memahami makna yang terkandung di dalamnya dan kemudian menerapkan nya dalam kehidupan sehari-hari. dan tentunya ketika kita melakukan amal perbuatan itu sesuai dengan kemampuan yang kita miliki.

Allah Subhanahu Wa Ta'ala berfirman:

يٰۤـاَيُّهَا الَّذِيْنَ اٰمَنُوْا اتَّقُوا اللّٰهَ حَقَّ تُقٰتِهٖ وَلَا تَمُوْتُنَّ اِلَّا وَاَ نْـتُمْ مُّسْلِمُوْنَ

yaaa ayyuhallaziina aamanuttaqulloha haqqo tuqootihii wa laa tamuutunna illaa wa angtum muslimuun

Artinya: "Wahai orang-orang yang beriman! Bertakwalah kepada Allah sebenar-benar takwa kepada-Nya dan janganlah kamu mati kecuali dalam keadaan muslim."
(QS. Ali 'Imran 3: Ayat 102)

  • Sifat ketiga, Ar-Ridha bil-Qalil, merasa cukup dan ridha dengan pemberian Allah SWT.

Maksudnya yaitu kita harus senantiasa bersyukur, karena syukur merupakan kunci keberkahan atas karunia Allah SWT. Jadi syukur adalah sebuah sikap manusia yang ridha dan puas atas nikmat Allah SWT karena dengan bersyukur maka Allah akan menambah nikmat kepada kita.

Allah Subhanahu Wa Ta'ala berfirman:

وَاِ ذْ تَاَ ذَّنَ رَبُّكُمْ لَئِنْ شَكَرْتُمْ لَاَ زِيْدَنَّـكُمْ وَلَئِنْ كَفَرْتُمْ اِنَّ عَذَا بِيْ لَشَدِيْدٌ

wa iz ta`azzana robbukum la`ing syakartum la`aziidannakum wa la`ing kafartum inna 'azaabii lasyadiid
Artinya: "Dan (ingatlah) ketika Tuhanmu memaklumkan, Sesungguhnya jika kamu bersyukur, niscaya Aku akan menambah (nikmat) kepadamu, tetapi jika kamu  mengingkari (nikmat-Ku), maka pasti azab-Ku sangat berat."
(QS. Ibrahim 14: Ayat 7)

Dan di saat kamu merasakan kesenangan, itu diharapkan untuk selalu bersyukur dan meskipun merasakan kesusahan itu kita juga harus bersyukur. Karena ingatlah bahwa akan ada kesenangan setelah kesusahan.

Allah Subhanahu Wa Ta'ala berfirman:

فَاِ نَّ مَعَ الْعُسْرِ يُسْرًا ۙ 

fa inna ma'al-'usri yusroo

Artinya: "Maka sesungguhnya bersama kesulitan ada kemudahan,"
(QS. Al-Insyirah 94: Ayat 5)

Dan ketika kamu dalam keadaan sulit atau susah maka selalu Ingatlah kepada Allah Karena itu adalah sebuah nikmat, dan tentunya itu pertanda Allah masih sayang kepadamu. 

Dan perlu kita ketahui bahwa nikmat yang dianugerahkan Tuhan kepada umat-Nya yang merupakan pemberian yang terus menerus dan bermacam-macam bentuknya, baik lahir maupun batin, jadi nikmati hidup bukan hanya selalu berbentuk pada harta melainkan banyak bentuknya, seperti kecerdasan, kesehatan dan masih banyak lagi.

  • Yang keempat, Al-Isti`dadu li Yaumir-Rahil, yaitu sentiasa mempersiapkan bekal untuk menghadapi kematian dan kembali menghadap Allah.

Allah Subhanahu Wa Ta'ala berfirman:

يٰۤاَ يُّهَا الَّذِيْنَ اٰمَنُوْا اتَّقُوا اللّٰهَ وَلْتَـنْظُرْ نَـفْسٌ مَّا قَدَّمَتْ لِغَدٍ ۚ وَا تَّقُوا اللّٰهَ ۗ اِنَّ اللّٰهَ خَبِيْرٌ بِۢمَا تَعْمَلُوْنَ

yaaa ayyuhallaziina aamanuttaqulloha waltangzhur nafsum maa qoddamat lighod, wattaqulloh, innalloha khobiirum bimaa ta'maluun

Artinya: "Wahai orang-orang yang beriman! Bertakwalah kepada Allah dan hendaklah setiap orang memperhatikan apa yang telah diperbuatnya untuk hari esok (akhirat), dan bertakwalah kepada Allah. Sungguh, Allah Maha Mengetahui terhadap apa yang kamu kerjakan."
(QS. Al-Hasyr 59: Ayat 18)

Jadi apabila kita selalu mengingat bahwa hidup di dunia tidaklah kekal dan semua yang bernyawa pasti akan bertemu dengan kematian termasuk manusia. Maka dari itu dengan kita senantiasa mengingat kematian dan mengetahui akan ada kehidupan baru setelah kematian yaitu di akhirat. Maka hal tersebut adalah langkah awal untuk kita senantiasa bertakwa yaitu mempersiapkan bekal untuk di akhirat dengan senantiasa melaksanakan amal amal perbuatan kebaikan. 

Keutamaan Taqwa

Banyak sekali keutamaan yang bisa kita dapat dengan kita bertaqwa kepada Allah subhanahu wa ta'ala dan berikut ini adalah beberapa keutamaan nya yaitu:

  • Mendapatkan karunia dan pahala yang besar.

Allah Subhanahu Wa Ta'ala berfirman:

يَسْتَبْشِرُوْنَ بِنِعْمَةٍ مِّنَ اللّٰهِ وَفَضْلٍ ۗ وَاَ نَّ اللّٰهَ لَا يُضِيْعُ اَجْرَ الْمُؤْمِنِيْنَ

yastabsyiruuna bini'matim minallohi wa fadhl, wa annalloha laa yudhii'u ajrol-mu`miniin

Artinya: "Mereka bergirang hati dengan nikmat dan karunia dari Allah. Dan sungguh, Allah tidak menyia-nyiakan pahala orang-orang yang beriman,"
(QS. Ali 'Imran 3: Ayat 171)

  • Diampuni dosa-dosamu

Allah Subhanahu Wa Ta'ala berfirman:

يٰۤـاَيُّهَا الَّذِيْنَ اٰمَنُوْۤا اِنْ تَتَّقُوا اللّٰهَ يَجْعَلْ لَّـكُمْ فُرْقَا نًا وَّيُكَفِّرْ عَنْكُمْ سَيِّاٰتِكُمْ وَيَغْفِرْ لَـكُمْ ۗ وَ اللّٰهُ ذُو الْفَضْلِ الْعَظِيْمِ

yaaa ayyuhallaziina aamanuuu ing tattaqulloha yaj'al lakum furqoonaw wa yukaffir 'angkum sayyi`aatikum wa yaghfir lakum, wallohu zul-fadhlil-'azhiim

Artinya: "Wahai orang-orang yang beriman! Jika kamu bertakwa kepada Allah, niscaya Dia akan memberikan furqan (kemampuan membedakan antara yang hak dan batil) kepadamu dan menghapus segala kesalahanmu dan mengampuni (dosa-dosa)mu. Allah memiliki karunia yang besar."
(QS. Al-Anfal 8: Ayat 29)

  • Di cintai oleh Allah SWT

Allah Subhanahu Wa Ta'ala berfirman:

اِنَّ اللّٰهَ يُحِبُّ الْمُتَّقِيْنَ

innalloha yuhibbul-muttaqiin

Artinya: Sungguh, Allah menyukai orang-orang yang bertakwa."
(QS. At-Taubah 9: Ayat 7)

  • Senantiasa di jaga dan di awasi oleh Allah SWT

Allah Subhanahu Wa Ta'ala berfirman:

يٰۤـاَيُّهَا النَّا سُ اتَّقُوْا رَبَّكُمُ الَّذِيْ خَلَقَكُمْ مِّنْ نَّفْسٍ وَّا حِدَةٍ وَّخَلَقَ مِنْهَا زَوْجَهَا وَبَثَّ مِنْهُمَا رِجَا لًا كَثِيْرًا وَّنِسَآءً ۚ وَا تَّقُوا اللّٰهَ الَّذِيْ تَسَآءَلُوْنَ بِهٖ وَا لْاَ رْحَا مَ ۗ اِنَّ اللّٰهَ كَا نَ عَلَيْكُمْ رَقِيْبًا

yaaa ayyuhan-naasuttaquu robbakumullazii kholaqokum min nafsiw waahidatiw wa kholaqo min-haa zaujahaa wa bassa min-humaa rijaalang kasiirow wa nisaaa`aa, wattaqullohallazii tasaaa`aluuna bihii wal-ar-haam, innalloha kaana 'alaikum roqiibaa

Artinya: "Wahai manusia! Bertakwalah kepada Tuhanmu yang telah menciptakan kamu dari diri yang satu (Adam), dan (Allah) menciptakan pasangannya (Hawa) dari (diri)nya; dan dari keduanya Allah memperkembangbiakkan laki-laki dan perempuan yang banyak. Bertakwalah kepada Allah yang dengan nama-Nya kamu saling meminta dan (peliharalah) hubungan kekeluargaan. Sesungguhnya Allah selalu menjaga dan mengawasimu."
(QS. An-Nisa' 4: Ayat 1)

  • Dimudahkan segala urusannya

Allah Subhanahu Wa Ta'ala berfirman:

فَاِ ذَا بَلَغْنَ اَجَلَهُنَّ فَاَ مْسِكُوْهُنَّ بِمَعْرُوْفٍ اَوْ فَا رِقُوْهُنَّ بِمَعْرُوْفٍ وَّاَشْهِدُوْا ذَوَيْ عَدْلٍ مِّنْكُمْ وَاَ قِيْمُوا الشَّهَا دَةَ لِلّٰهِ ۗ ذٰ لِكُمْ يُوْعَظُ بِهٖ مَنْ كَا نَ يُؤْمِنُ بِا للّٰهِ وَا لْيَوْمِ الْاٰ خِرِ ۙ وَمَنْ يَّـتَّـقِ اللّٰهَ يَجْعَلْ لَّهٗ مَخْرَجًا ۙ 

fa izaa balaghna ajalahunna fa amsikuuhunna bima'ruufin au faariquuhunna bima'ruufiw wa asy-hiduu zawai 'adlim mingkum wa aqiimusy-syahaadata lillaah, zaalikum yuu'azhu bihii mang kaana yu`minu billaahi wal-yaumil-aakhir, wa may yattaqillaaha yaj'al lahuu makhrojaa

Artinya: "Maka apabila mereka telah mendekati akhir idahnya, maka rujuklah (kembali kepada) mereka dengan baik atau lepaskanlah mereka dengan baik dan persaksikanlah dengan dua orang saksi yang adil di antara kamu dan hendaklah kamu tegakkan kesaksian itu karena Allah. Demikianlah pengajaran itu diberikan bagi orang yang beriman kepada Allah dan hari Akhirat. Barang siapa bertakwa kepada Allah niscaya Dia akan membukakan jalan keluar baginya,"
(QS. At-Talaq 65: Ayat 2)

  • Menjadi seorang yang mulia

Allah Subhanahu Wa Ta'ala berfirman:

يٰۤاَ يُّهَا النَّا سُ اِنَّا خَلَقْنٰكُمْ مِّنْ ذَكَرٍ وَّاُنْثٰى وَجَعَلْنٰكُمْ شُعُوْبًا وَّقَبَآئِلَ لِتَعَا رَفُوْا ۗ اِنَّ اَكْرَمَكُمْ عِنْدَ اللّٰهِ اَ تْقٰٮكُمْ ۗ اِنَّ اللّٰهَ عَلِيْمٌ خَبِيْرٌ

yaaa ayyuhan-naasu innaa kholaqnaakum ming zakariw wa ungsaa wa ja'alnaakum syu'uubaw wa qobaaa`ila lita'aarofuu, inna akromakum 'ingdallohi atqookum, innalloha 'aliimun khobiir

Artinya: "Wahai manusia! Sungguh, Kami telah menciptakan kamu dari seorang laki-laki dan seorang perempuan, kemudian Kami jadikan kamu berbangsa-bangsa dan bersuku-suku agar kamu saling mengenal. Sungguh, yang paling mulia di antara kamu di sisi Allah ialah orang yang paling bertakwa. Sungguh, Allah Maha Mengetahui, Maha Teliti."
(QS. Al-Hujurat 49: Ayat 13)

Kesimpulan

Nah itu tadi merupakan penjabaran mengenai taqwa, di mana taqwa bisa diartikan menjalankan semua perintah perintahnya dan juga menjauhi semua larangannya. Dan tentunya banyak sekali keutamaan di balik bertakwa dan di atas tadi hanya beberapa keutamaan dari taqwa.  Serta apabila seseorang mampu untuk beriman dan bertakwa kepada Allah subhanahu wa ta'ala niscaya iya akan mendapatkan kebahagiaan di dunia dan di akhirat.