Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Hubungan antara akhlak dengan ilmu kalam





ilmu kalam atau juga bisa disebut ilmu tauhid mempunyai arti sebagai ilmu yang membahas tentang mengesakan Tuhan yang di mana salah satu yang terpenting yakni sifat-sifat Tuhan. Ilmu kalam merupakan ilmu Ushuluddin, ilmu pokok-pokok agama yang menyangkut akidah dan keimanan. 


Hubungan Ilmu Akhlak Dengan Ilmu Kalam 

  • Yang pertama dilihat dari segi objek pembahasannya yakni ilmu akhlak dan ilmu Kalam membahas masalah tuhan baik dari segi zat sifat dan juga ke perbuatan nya. Yang dimana jika mempunyai keyakinan yang kuat kepada Tuhan akan menjadikan landasan untuk mengarahkan amal perbuatannya hanya semata-mata tertuju karena Allah SWT.
  • Yang kedua jika dilihat dari segi fungsinya ilmu akhlak dan ilmu kalam menghendaki seseorang agar bertauhid tidak hanya cukup dengan menghadapi rukun iman dan dalil-dalil. Akan tetapi harus dilakukan dengan sebuah perbuatan yang ikhlas.
  • Dan yang ketiga yakni dilihat dari segi eratnya yang kaitan antara iman dan amal saleh. Yang dimana sudah ada di dalam Alquran yakni sebagai berikut :

Allah Subhanahu Wa Ta'ala berfirman:

اِنَّمَا الْمُؤْمِنُوْنَ الَّذِيْنَ اِذَا ذُكِرَ اللّٰهُ وَجِلَتْ قُلُوْبُهُمْ وَاِ ذَا تُلِيَتْ عَلَيْهِمْ اٰيٰتُهٗ زَا دَتْهُمْ اِيْمَا نًا وَّعَلٰى رَبِّهِمْ يَتَوَكَّلُوْنَ ۙ 


innamal-mu`minuunallaziina izaa zukirollaahu wajilat quluubuhum wa izaa tuliyat 'alaihim aayaatuhuu zaadat-hum iimaanaw wa 'alaa robbihim yatawakkaluun

Artinya: "Sesungguhnya orang-orang yang beriman adalah mereka yang apabila disebut nama Allah gemetar hatinya, dan apabila dibacakan ayat-ayat-Nya kepada mereka, bertambah (kuat) imannya dan hanya kepada Tuhan mereka bertawakal,"
(QS. Al-Anfal 8: Ayat 2)

الَّذِيْنَ يُقِيْمُوْنَ الصَّلٰوةَ وَمِمَّا رَزَقْنٰهُمْ يُنْفِقُوْنَ ۗ 


allaziina yuqiimuunash-sholaata wa mimmaa rozaqnaahum yungfiquun

Artinya: "(yaitu) orang-orang yang melaksanakan sholat dan yang menginfakkan sebagian dari rezeki yang Kami berikan kepada mereka."
(QS. Al-Anfal 8: Ayat 3)

اُولٰٓئِكَ هُمُ الْمُؤْمِنُوْنَ حَقًّا ۗ لَهُمْ دَرَجٰتٌ عِنْدَ رَبِّهِمْ وَمَغْفِرَةٌ وَّرِزْقٌ كَرِيْمٌ ۚ 


ulaaa`ika humul-mu`minuuna haqqoo, lahum darojaatun 'ingda robbihim wa maghfirotuw wa rizqung kariim

Artinya: "Mereka itulah orang-orang yang benar-benar beriman. Mereka akan memperoleh derajat (tinggi) di sisi Tuhannya dan ampunan serta rezeki (nikmat) yang mulia."
(QS. Al-Anfal 8: Ayat 4)


Jika kita perhatikan QS.Al-Anfal 8: ayat2-4  tersebut secara seksama akan tampak bahwa ayat-ayat tersebut seluruhnya bertemakan keimanan dalam hubungan hanya dengan akhlak mulia. Yang dimana dalam surat tersebut sudah dijelaskan bahwa keimanan itu harus dimanifestasikan dalam sebuah perbuatan akhlak yang baik. 

Jadi hubungannya yakni ilmu kalam tampil dalam memberikan landasan terhadap ilmu akhlak dan ilmu akhlak tampil dengan memberikan penjabaran dan pengalaman dari ilmu kalam. Dan apabila ilmu kalam tanpa akhlak yang mau ya tidak ada artinya dan Akhlak yang mulia tanpa ilmu kalam maka tidak akan kokoh.