Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Peran Seorang Guru Sebagai Role Model

Hai teman-teman yang berbahagia pada kesempatan kali ini kita akan membahas mengenai apa peran seorang guru sebagai role model. Seorang guru dapat dikatakan sebagai role model, jika guru tersebut mampu melaksanakan tugasnya dengan cara yang baik dan benar, sehingga dapat menjadi panutan bagi peserta didiknya. 

Karena salah satu tokoh yang menjadi panutan peserta didik dalam berperilaku adalah seorang guru. Oleh sebab itu guru hendaknya bertindak sebagai role model, yaitu suri teladan bagi kehidupan sosial akademis siswa, baik di dalam maupun di luar kelas. Jelas disini peranan guru bukan saja dilihat dari ilmunya, tetapi juga dilihat dari sikap, perangainya dan proses berfikir ketika mengajar. 

Untuk menjadi role model yang baik, perlu diperhatikan adalah mempunyai pribadi yang baik, ini termasuk cara berbahasa, cara berhubungan, tingkah laku, tata susila yang tinggi, baik hati, ramah, bisa dipercaya, berpendirian teguh, iklas dalam mengajar, cara bertindak yang mengarah kepada sikap positif dan sebagainya.

Peran guru sebagai role model

Peran Seorang Guru Sebagai Role Model

Dimana berikut ini beberapa hal apabila seorang guru ingin menjadi sebagai role model yakni harus memiliki hal-hal berikut ini seperti memiliki pengetahuan yang luas, memiliki sifat kepemimpinan, emosi yang stabil, pembentukan watak, pembentukan karakter, mengembangkan sikap sosial dan berikut ini adalah penjelasan yang lebih lengkapnya (1)

  • Mempunyai pengetahuan yang luas

Seorang guru harus mempunyai pengetahuan yang luas terhadap peserta didik. Serta seorang guru juga harus  mempunyai pengetahuan yang luas di luar dari pengajaran. Dalam hal ini guru hendaknya memiliki banyak kebolehan dalam mengadakan variasi dalam pembelajaran, sehingga peserta didik tidak merasa jenuh serta dapat menimbulkan kekaguman terhadap seorang guru.

Dalam meningkatkan pengetahuannya seorang guru harus bersikap kreatif dan imajinatif, serta selalu mengadakan percobaan, pengkajian, penyelidikan dan sebagainya. Sehingga peserta didik akan terkagum-kagum dan akan menjadikan guru tersebut sebagai contoh dan panutan dalam hidupnya. 

Guru juga harus bisa menguasai dan mengikuti perkembangan teknologi, sebagai pendukung dalam proses belajar mengajar. Karena hal sedemikian ini sangatlah berpengaruh penting dalam pembelajaran dan dengan teknologi akan mewarnai pendidikan menjadi lebih berkualitas, baik dalam perencanaan, pelaksanaan, maupun monitoring dan evaluasi; dengan tujuan untuk meningkatkan kualitas pendidikan; agar bisa bersaing, bersanding, dan bertanding dengan negara-negara maju.

  • Memiliki sifat kepemimpinan

Seorang guru hendaknya memiliki sifat kepemimpinan karena dengan sifat kepemimpinan seorang guru dapat dilihat apakah seorang guru tersebut mampu untuk membimbing, mengajar, menggerakkan serta mempengaruhui peserta didik baik secara individu maupun secara berkelompok. 

Dan apabila seorang guru memiliki kemampuan atau teknik dalam mempengaruhi atau menggerakkan peserta didik dalam manajemen pembelajaran, yaitu menuntut seorang guru dapat mengembangkan seluruh pribadi peserta didik dalam menyelesaikan permasalahan pembelajaran untuk mencapai tujuan pembelajaran secara efektif dan efisien.

Kepemimpinan guru juga ditunjukkan dengan bagaimana guru sebagai role model dalam membentuk peserta didik menjadi pribadi yang bertanggung jawab, jujur, dapat dipercaya dan berakhak mulia. Serta seorang guru yang memiliki sifat kepemimpinan hendaknya mampu melakukan pekerjaannya dengan baik, sistematis, bertanggung jawab dan teratur, 

Sehingga hal tersebut dapat menarik perhatiaan peserta didik, dan juga peserta didik akan tertarik untuk mengikutinya. Aspek kepemimpinan guru juga dapat dilakukan dengan selalu memberikan nasehat dan motivasi yang positif kepada peserta didiknya, hal tersebut bertujuan agar peserta didik tergerak atau termotivasi untuk selalu melakukan hal-hal yang berguna untuk masa depannya. 

  • Guru memiliki emosi yang stabil

Guru diharapkan untuk mempunyai emosi yang stabil karena di dalam kegiatan belajar mengajar tak jarang guru sering menjumpai dengan suatu permasalahan sehingga perlunya emosi yang stabil untuk memecahkan masalah tersebut. Salah satu cara dengan seorang guru memiliki kesabaran maka masalah yang dihadapi oleh seorang guru dapat terselesaikan dengan mudah. Maksudnya adalah seorang guru harus bisa mengendalikan emosinya, dan mampu bersikap bijak kepada semua permasalahan yang ada di dalam proses belajar mengajar.

Serta bijaksana dalam mengambil keputusan, dan tidak berat sebelah sebab hal tersebut sangat diperlukan ketika seorang guru menyelesaikan permasalahan yang berhubungan dengan siswa. Dengan sifat guru yang selalu stabil dalam emosinya, maka peserta didik akan merasa nyaman dan senang belajar di lingkungan sekolah tersebut, serta tidak akan ragu-ragu atau tidak segan meminta bantuan kepada gurunya, jika mereka sedang mengalami kesulitan atau permasalahan dalam proses belajar.  

Dan seorang guru harus juga mempunyai kecerdasan dan juga memiliki interaksi yang baik agar seseorang guru mampu menjalin hubungan baik dengan orang lain, menanamkan rasa empati, juga bagaimana cara mengalahkan emosi dengan cara memotivasi diri. Sehingga hal tersebut akan membantu seorang guru dalam mendidik peserta didik.

  • Dapat membentuk watak dari peserta didik

Guru hendaknya mempunyai peran dalam pembentukan watak peserta didik karena di dalam pendidikan di sekolah secara tidak langsung seorang guru mempunyai peran yang cukup besar maka dari itu seorang guru harus mampu untuk mengembangkan dan membentuk watak peserta didik.

Oleh karenanya peran seorang guru sebagai role model sangat diperlukan. sebab pengaruh dari kepribadian guru ketika mengajar sangat besar, sehingga guru harus menjadi suri tauladan yang baik dalam menjalankan tugasnya, bertanggung jawab, suka menolong, memberi bantuan tanpa pamrih, tidak melakukan kekerasan kepada peserta didiknya, memberikan penghargaan yang mengarah kepada hal-hal yang positif atas kerja keras peserta didiknya agar lebih termotivasi untuk berprestasi. 

Sehingga dari perilaku guru yang sedemikian itu maka hal tersebut akan memicu perkembangan watak dari peserta didik yang lebih baik. Yakni dapat membentuk peserta didik menjadi seseorang yang bermanfaat bagi orang lain dan dapat berguna bagi lingkungan sekolah, sosial maupun negara. 

  • Dapat membentuk karakter peserta didik

Sebagai role model, seorang guru harus mampu membentuk peserta didik menjadi pribadi yang bertanggung jawab, berguna untuk diri sendiri dan masyarakat, dan mampu bersaing , jujur, cakap, mandiri dan pantang menyerah. 

Pembentukan pribadi atau karakter peserta didik itu perlu dilakukan sejak usia dini. Jika karakter sudah terbentuk dari usia dini, yakni memiliki karakter yang baik maka tidak akan mudah untuk mengubah karakter seseorang.

Jadi pembentukan sikap atau karakter di mulai dari jenjang SD sampai perguruan tinggi. Oleh karena itu guru merupakan orang yang sangat penting dalam membina dan membangun pribadi peserta didiknya, agar kelak dapat berguna di masyarakat. Selain itu, guru juga harus dapat memberikan suatu contoh kepada peserta didiknya yang bertujuan untuk menciptakan suasana yang harmonis antara sesama peserta didik agar terciptanya linkungan belajar yang menyenangkan. 

  • Guru harus mampu mengembangkan sikap sosial

Ketika seorang guru mengembangkan atau membangun sikap sosial peserta didik dapat dilakukan dengan berbagai cara, antara lain: membuat kesan pertama yang menyenangkan, memahami peserta didik, mempengaruhui peserta didik, membangun komunikasi yang efektif, hadiah dan hukuman yang efektif, memanusiakan peserta didik, menghindari perdebatan, mengembangkan rasa percaya diri; menciptakan lingkungan yang kondusif, sehingga dari berbagai cara tersebut dengan seorang guru memiliki pemikiran yang intelektual maka cara-cara tersebut dapat diterapkan dan berjalan dengan baik ketika mengembangkan sikap sosial dari peserta didik.

Dalam hal ini guru harus mampu mengajarkan peserta didik untuk dapat berinteraksi dengan lingkungannya dengan baik dan terarah. Agar memudahkan terjadi sosialisasi dalam pendidikan, maka guru perlu menciptakan situasi, terutama pada dirinya sendiri, agar faktor-faktor yang mendasari sosialisasi itu muncul pada diri peserta didik.

Dan dalam hal ini guru harus bisa menjadi role model dalam berprilaku agar ditiru, diidentifikasi, dan peserta didik merasa bersimpati kepadanya kemudian peserta didik dapat mencontohkan. Begitu juga dengan kondisi kelas, perlu dibina agar sosialisasi peserta didik tidak terhambat. Contoh yang riil tentang bagaimana cara berinteraksi dengan lingkungannya, yaitu mengadakan perayaan hari besar keagamaan, berbincang- bincang dengan peserta didik tentang suatu permasalahan tentang pelajaran, mengadakan study tour, dan membuat suatu permainan dan sebagainya. 

Sehingga secara tidak langsung contoh- contoh diatas mengajarkan mereka untuk berani berinteraksi dengan lingkungannya dengan baik. Selain itu guru harus bisa menjadi teman bagi peserta didiknya, serta dapat menjalin suatu hubungan yang harmonis dengan sesama guru dan lingkungan masyarakat, sehingga dapat dijadikan contoh yang baik oleh peserta didik.

Kesimpulan

Dengan demikian itu tadi merupakan sedikit penjabaran mengenai peran guru sebagai role model. Seorang guru bisa dikatakan sebagai role model yaitu seorang guru tersebut mampu menjalankan tugasnya dengan baik dan benar. Yakni tugas utama seorang guru adalah mendidik dan membimbing peserta didik. Sehingga peserta didik dapat berkembang dan memiliki ilmu pengetahuan yang luas dan kemudian dari ilmu dan wawasan yang dimilikinya dapat bermanfaat bagi orang lain di sekitarnya.

Footnote

(1). Endang Setyowati, Strategi Penanganan Perilaku Menyimpang Peserta Didik Melalui Guru Sebagai Role Model, Volume 24, Nomor 1, Januari - Juni 2018, hal. 139-141