Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Shalat Safar Penjelasan Lengkap

Shalat Safar merupakan ibadah shalat sunnah, di mana shalat ini terdiri dari dua raka'at. Memang shalat Safar tidak diwajibkan untuk melaksanakannya, namun Rasulullah shallallahu alaihi wasallam menganjurkan seseorang ketika hendak pergi untuk menempuh sebuah perjalanan maka melaksanakan shalat Safar ini agar senantiasa perjalanan berjalan dengan lancar dan sampai pada tujuan.

Shalat Safar

Pengertian Shalat Safar

Shalat Safar adalah shalat sunnah dan shalat safar merupakan shalat yang dilakukan oleh orang yang sebelum bepergian atau melakukan perjalanan selama tidak bertujuan untuk maksiat seperti pergi haji, mencari ilmu, mencari kerja, berdagang, dan sebagainya. Tujuan utama shalat safar adalah supaya mendapat keridhoan, keselamatan dan perlindungan dari Allah SWT.

Rasullullah Saw telah memberikan tuntunan perbuatan langsung ketika beliau dikala yang melaksanakan shalat safar tersebut. Dan berikut ini adalah beberapa hadits yang menerangkan atau menganjurkan melaksanakan ibadah shalat Safar:

Abu Hurairah berkata: Rasulullah Saw bersabda: Apabila kamu keluar dari rumahmu, maka shalatlah dua rakaat yang akan melindungimu dari keburukan. Dan ramah kamu memasuki rumahmu, maka shalatlah dua rakaat yang akan melindungimu dari keburukan

Dari kaab bin Malik, bahwa Rasulullah Saw, tidak datang dari perjalanan kecuali siang hari pada waktu dhuha, kunjungan beliau datang, maka memulai dari mesjid, lalu menunaikan shalat dua rakaat disana kemudian duduk disana.

Dari Ustman bin Abi Saudah bahwa Nabi Saw bersabda: Shalatnya kaum yang selalu kembali dan berbakti kepada Allah, adalah dua rakaat, ketika kamu memasuki rumahmu dan dua rakaat ketika kamu keluar dari rumahmu.

Tata Cara Shalat Safar

Untuk mengerjakan shalat safar itu sama dengan shalat Sunnah pada umumnya. Namun berikut penjelasan lengkap mengenai pelaksanaan ibadah shalat Safar antara lain: 

  • Niat shalat safar

Niat merupakan hal yang terpenting di mana niat itu akan mempengaruhi terhadap kekusyu'an shalat. Niat sendiri diucapkan di dalam hati yang dilaksanakan bersamaan pada takbiratul ihram. Adapun niat shalat safar adalah sebagai berikut: 

اُصَلّي سًنّةَ السَّفَرِ رَكْعَتيْنِ للّهِ تَعَالَى

Ushalli sunnatas safari rak’ataini lillahi ta’ala

Artinya : “Aku niat shalat sunah Safar dua rakaat karena Allah Ta’ala.”

  • Takbiratul ikhram dan setelahnya membaca do'a iftitah

Takbiratul Ihram adalah salah satu gerakan ibadah shalat dengan mengangkat kedua tangan sejajar dengan kedua bahu sambil mengucapkan Allahu Akbar. Takbiratul ihram juga dapat disebut sebagai gerakan awal dalam ibadah shalat, dikarenakan ibadah shalat adalah perkataan dan perbuatan tertentu yang dimulai dengan takbir (takbiratul ihram) dan diakhiri dengan salam.

Setelah takbiratul ihram maka selanjutnya membaca do'a iftitah. Dan do'a iftitah ketika posisi tangan bersedekap di atas antara pusar dan dada yang mana tangan kanan di atas tangan kiri. Berikut ini adalah bacaan do'a iftitah yakni:

اللهُ أَكْبَرُ كَبِيْرًا وَالْحَمْدُ لِلهِ كَثِيْرًا وَسُبْحَانَ اللهِ بُكْرَةً وَأَصِيْلًا إِنِّى وَجَّهْتُ وَجْهِيَ لِلَّذِيْ فَطَرَ السَّمَوَاتِ وَالأَرْضَ عَلَى مِلَّةِ إِبْرَاهِيْمَ حَنِيْفًا وَمَا أَنَا مِنَ الْمُشْرِكِيْنَ إِنَّ صَلاَتِيْ وَنُسُكِيْ وَمَحْيَايَ وَمَمَاتِيْ لِلهِ رَبِّ الْعَالَمِينَ لاَ شَرِيكَ لَهُ وَبِذَلِكَ أُمِرْتُ وَأَنَا مِنَ الْمُسْلِمِينَ

Allahu Akbar Kabiira Walhamdu Lillahi Katsiran wa Subhaanallahi Bukratan wa Ashiila. Inni wajjahtu wajhiya lilladzi fatharassamaawati wal ardha haniifan wa maa ana min al-musyrikin. Inna Shalaati wa Nusukii wa Mahyaaya wa Mamaati lillahi rabbi al-‘aalamin. Laa Syariika Lahu wa bidzaalika umirtu wa anaa min al-muslimiin.

Artinya: "Allah yang Maha Besar sebesar-besarnya, dan segala puji yang banyak hanya kepada Allah, dan maha Suci Allah baik di waktu pagi maupun petang. Sesungguhnya aku hadapkan diriku  kepada yang menciptakan seluruh langit dan bumi, dengan lurus mengikuti ajaran agama yang dibawa oleh Nabi Ibrahim As. dan aku bukanlah termasuk kelompok orang-orang yang menyekutukan Allah. Sesungguhnya shalatku, ibadahku, hidupku, matiku, hanyalah untuk Allah, Tuhan semesta alam. Tiada sekutu bagi-Nya, dan dengan keyakinan itulah aku diperintahkan, dan saya termasuk ke dalam kelompok orang-orang yang berserah diri."

  • Membaca surat Al-fatihah

Membaca surat al-fatihah merupakan salah satu rukun di dalam shalat, dan hukum membaca al-fatihah adalah wajib jadi apabila tidak membacanya maka ibadah shalat tidak sah atau batal. Namun ketika menjadi seorang imam berjamaah, lalu ketika membaca surat Al-fatihah itu secara zahr atau keras sampai terdengar oleh makmum dibelakangnya, namun biasanya membaca al-fatihah dengan zahr ini dikerjakan pada waktu ibadah shalat magrib, isya, dan subuh. 

Dan apabila mengerjakan Ibadah shalat sendiri atau tidak dilaksanakan dengan berjamaah maka cukup di baca hingga telinga kita saja yang mendengar nya. 

  • Membaca surat pendek dalam Al-Qur'an

Surat yang dipilih dapat surat yang panjang, pendek, atau sebagian ayat dari suatu surat. Dan apabila shalat sendirian, dipersilakan bebas untuk memilih, seperti membaca surat al-ikhlas, al-alaq, al kafirun, dan sebagainya. Namum apabila berjamaah dan menjadi seorang imam berjamaah, maka hendaknya membaca suratnya dengan memperhatikan kemampuan dan ketersediaan waktu bagi jamaahnya, sehingga tidak harus ayat yang panjang.

  • Ruku' dengan tuma'ninah

Ruku' adalah posisi tubuh membentuk sudut siku 90 derajat dengan tangan bertumpu pada dengkul. Dan berikut ini adalah bacaan ketika ruku' yakni: 

 سُبْحَانَ رَبِّيْ الْعَظِيْمِ وَبِحَمْدِهِ

Subhaana rabbiya al-‘azhiimi wa bi hamdihi (dibaca tiga kali)

Artinya: "Maha Suci Tuhanku Yang Maha Agung dan Maha Suci dengan segala puji kepada-Nya."

  • I'tidal dengan tuma'ninah

I'tidal adalah gerakan kembali berdiri tegak setelah ruku', dengan posisi tangan lurus di samping paha. Dan berikut ini adalah bacaan i'tidal yakni:

سَمِعَ اللهُ لِمَنْ حَمِدَهُ … رَبَّنَا وَلَكَ الْحَمْدُ وَالشُّكْرُ حَمْدًا كَثِيْرًا طَيِّبًا مُبَارَكًا فِيْهِ مِلْءُ السَّمَاوَاتِ وَمِلْءُ الْأَرْضِ وَمِلْءُ مَا بَيْنَهُمَا وَمِلْءُ مَا شِئْتَ مِنْ شَيْءٍ بَعْدُ

Sami’a Allahu liman hamidahu. Rabbana wa laka al-hamdu wa al-syukru hamdan katsiiran thoyyiban mubaarakan fiihi, mil’u ssamaawaati wa mil’u l-ardhi, wa mil’u maa bainahumaa wa mil’u maa syi’ta min syai’in ba’du.  
Artinya: "Allah senantiasa mendengar kepada siapa yang memuji-Nya. Tuhanku, kepada Engkaulah segala pujian, segala kesyukuran, pujian yang banyak, baik, lagi berkah di dalamnya. Pujian dan kesyukuran itu memenuhi seluruh langit, seluruh bumi, diantara keduanya, dan memenuhi siapa saja yang Engkau kehendaki setelahnya."

  • Sujud dengan tuma'ninah

Untuk posisi sujud sebagaimana pada umumnya ketika bersujud, di mana kedua tangan kita lurus di samping telinga kita. Kemudian dahi dan dengkul sejajar menyentuh lantai, sementara ujung-ujung kaki menghadap ke kiblat. Dan berikut ini adalah bacaan dalam sujud yakni: 

سُبْحَانَ رَبِّيْ الْأَعْلَى وَبِحَمْدِهِ

Subhaana Rabbiya al-A’laa wa bi hamdihi (dibaca tiga kali) 

Artinya: "Maha Suci Tuhanku Yang Maha Tinggi dan Maha Suci.

  • Duduk di antara dua sujud

Untuk posisi duduknya ialah tubuh tegak kemudian jari kaki kiri lurus ke belakang (tidak menghadap ke kiblat) dan jari kaki kanan menghadap ke kiblat, sementara pantat bagian kiri bertumpu pada tumit kaki kiri. Dan posisi jari tangan memegangi dengkul. Dimana posisi duduk seperti ini disebut duduk iftirasy. Perubahan posisi dari sujud ke posisi duduk di antara dua sujud diawali dengan mengucapkan takbir.
Adapun bacaanya sebagai berikut: 

رَبِّ اغْفِرْ لِيْ وَارْحَمْنِيْ وَاجْبُرْنِيْ وَارفَعْنِيْ وَارْزُقْنِيْ وَاهْدِنِيْ وَعَافِنِيْ وَاعْفُ عَنِّيْ

Rabbighfirlii warhamnii wajburnii warfa’nii warzuqnii wahdinii wa ‘aafinii wa’fu ‘annii

Artinya: "Ya Tuhanku, ampunilah aku, kasihanilah aku, benarkanlah aku, angkatlah derajatku, karuniakanlah aku rezeki, sehatkanlah aku, dan maafkanlah aku."

  • Sujud kembali dengan tuma'ninah
  • Berdiri kembali untuk melaksanakan raka'at yang kedua
  • Membaca Al-fatihah
  • Membaca surat-surat pendek dalam Al-Qur'an
  • Ruku' dengan tuma'ninah
  • I'tidal dengan tuma'ninah
  • Sujud dengan tuma'ninah
  • Duduk diantara dua sujud
  • Sujud dengan tuma'ninah
  • Tasyahud akhir

Untuk posisi duduknya yakni posisi pantat kiri bertumpu ke lantai, sementara itu pergelangan kaki kiri berada di antara dengkul dan ujung jari kaki kanan. Duduk semacam ini disebut dengan posisi duduk Tawaruk. Dan bacaan pada Tasyahud ini adalah gabungan antara bacaan Tasyahud Awal dan Tasyahud Akhir, dan berikut ini adalah bacaannya yakni: 

التَّحِيَّاتُ الْمُبَارَكَاتُ الصَّلَوَاتُ الطَّيِّبَاتُ لِلَّهِ السَّلاَمُ عَلَيْكَ أَيُّهَا النَّبِىُّ وَرَحْمَةُ اللَّهِ وَبَرَكَاتُهُ السَّلاَمُ عَلَيْنَا وَعَلَى عِبَادِ اللَّهِ الصَّالِحِينَ أَشْهَدُ أَنْ لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللَّهُ وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا رَسُولُ اللَّهِ أَللهُمَّ صَلِّ عَلى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ ، وَعَلَى آلِ سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ ، كَمَا صَلَّيْتَ عَلَى سَيِّدِنَا إِبْرَاهِيمَ وَعَلَى آلِ سَيِّدِنَا إِبْرَاهِيمَ ، وبَارِكْ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ ، وَعَلَى آلِ سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ ، كَمَا بَارَكْتَ عَلَى سَيِّدِنَا إِبْرَاهِيمَ ، وَعَلَى آلِ سَيِّدِنَا إِبْرَاهِيمَ ، إِنَّكَ حَمِيدٌ مَجِيدٌ

At-tahiyyaatu al-mubaarakaatu al-shalawaatu al-thoyyibaatu lillahi. Assalaamu ‘alaika ayyuhannabiyyu wa rahmatullahi wa barakaatuhu. As-Salaamu ‘alainaa wa ‘alaa ‘ibaadillahi as-shoolihin. Asyhadu an laa ilaaha illa Allah wa Asyhadu anna muhammadarrasuulullah. Allahumma Sholli ‘ala Sayyidinaa Muhammad. Wa ‘ala aali sayyidina Muhammad Kamaa shollayta ‘ala sayyidina Ibrahim. Wa Baarik ‘ala sayyidina Muhammad wa ‘ala aali sayyidina Muhammad. Kamaa baarakta ‘ala sayyidinaa Ibrahim, wa ‘ala sayyidina Ibrahim, fil ‘aalamiina innaka hamiidun majiid. 
 
Dan kemudian ketika waktu bacaan sampai pada "Asyhadu", maka disunnahkan jari telunjuk kanan menunjuk ke depan ke arah kiblat.

Artinya: “Segala ucapan selamat, keberkahan, shalawat, dan kebaikan adalah bagi Allah. Mudah-mudahan kesejahteraan dilimpahkan kepadamu wahai Nabi beserta rahmat Allah dan barakah-Nya. Mudah-mudahan kesejahteraan dilimpahkan pula kepada kami dan kepada seluruh hamba Allah yang shalih. 

Aku bersaksi bahwa tidak ada sesembahan yang berhak disembah melainkan Allah, dan aku bersaksi bahwa Muhammad itu adalah utusan Allah. Ya Allah aku sampai shalawat kepada junjungan kita Nabi Muhammad, serta kepada keluarganya. Sebagaimana Engkau sampaikan shalawat kepada Nabi Ibrahim As.

Serta kepada para keluarganya. Dan, berikanlah keberkahan kepada junjungan kita Nabi Muhammad, serta kepada keluarga. Sebagaimana, Engkau telah berkahi kepada junjungan kita Nabi Ibrahim, serta keberkahan yang dilimpahkan kepada keluarga Nabi Ibrahim. Di seluruh alam raya ini, Engkaulah Yang Maha Terpuji lagi Maha Kekal.

  • Membaca salam

السَّلَامُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللهِ وَبَرَكَاتُهُ

Assalaamu ‘Alaikum Warahmatullahi wa Barakaatuhu

Artinya: Keselamatan senantiasa tercurah kepada kalian, juga rahmat Allah dan keberkahan-

Do'a Setelah Shalat Safar

اَللَّهُمَّ اِنَّانَسْأَلُكَ فِى سَفَرِنَا هَذَالبِرَّوَالتَّقْوَى وَمِنَ الْعَمَلِ مَاتَرْضَى , اَللَّهُمَّ هُوِّنْ عَلَيْنَا سَفَرَنَا هَذَا وَاَطُوْ عَنّا بُعْدَهُ.اَللّهُمَّ اَنْتَ الصَاحِبُ فِى السّفَرِوَالْخَلِفَةً فى الأَهْلِ.اللَّهُمَّ اِنِّى اَعُوْذُ بِكَ مِنْ وَعْثَاءِ السَّفَرِ وكَابَةِ الْمَنْظَرِوَسُوْءِالْمُنْقَلَبِ فِى الْمَالِ والأَهْلِ

Allahumma inna nas-aluka hazal birri wat taqwa wa minal ‘amali ma tardha. Allahumma hawwin ‘alaina safarona haza wathwi ‘anna bu’dahu . Allahumma antas shohibu fis safari wal kholifatu fil ahli. Allahumma inni a’uzubika min wa’zais safari wa kabatil mandzar wa su-il munqolabi fil mali wal ahli.

Artinya: “Ya Allah, sesunggunya kami memohon kepada-Mu kebaikan dan amal yang Engkau ridhai dalam perjalanan kami. Ya Allah, mudhkanlah perjalanan kami ini, dekatkanlah bagi kami jarak yang jauh. Ya Allah, Engkau adalah rekan dalam perjalanan dan pengganti di tengah keluarga. Ya Allah, sesunggunya aku berlindung kepada-Mu dari kesukaran perjalanan, tempat kembali yang menyedihkan, dan pemandangan yang buruk pada harta dan keluarga.”

Kesimpulan

Dengan demikian itu tadi merupakan sedikit penjabaran mengenai ibadah shalat Safar yang mana shalat Safar bertujuan agar kita senantiasa dilindungi oleh Allah SWT dari mara bahaya ketika di perjalanan. dan shalat Safar ini bisa dilakukan kapan saja terkecuali waktu tertentu yang dilarang untuk melaksanakan ibadah shalat. Dimana melaksanakan shalat Safar ini seperti pada shalat umumnya yang terdiri dari dua raka'at.