Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Tata Cara Shalat Gerhana Matahari Cincin

Bagi seluruh umat Islam yang daerah atau wilayahnya terkena dampak dari gerhana matahari atau bulan dan juga termasuk gerhana matahari cincin itu disunahkan untuk melaksanakan shalat sunnah. 

Allah Subhanahu Wa Ta'ala berfirman:

وَمِنْ اٰيٰتِهِ الَّيْلُ وَا لنَّهَا رُ وَا لشَّمْسُ وَا لْقَمَرُ ۗ لَا تَسْجُدُوْا لِلشَّمْسِ وَلَا لِلْقَمَرِ وَا سْجُدُوْا لِلّٰهِ الَّذِيْ خَلَقَهُنَّ اِنْ كُنْتُمْ اِيَّاهُ تَعْبُدُوْنَ

wa min aayaatihil-lailu wan-nahaaru wasy-syamsu wal-qomar, laa tasjuduu lisy-syamsi wa laa lil-qomari wasjuduu lillaahillazii kholaqohunna ing kungtum iyyaahu ta'buduun

Artinya: "Dan sebagian dari tanda-tanda kebesaran-Nya ialah malam, siang, matahari, dan bulan. Janganlah bersujud kepada matahari dan jangan (pula) kepada bulan, tetapi bersujudlah kepada Allah yang menciptakannya jika kamu hanya menyembah kepada-Nya."
(QS. Fussilat 41: Ayat 37)

Maksudnya matahari dan bulan adalah dua tanda-tanda kekuasaan Allah SWT. Dimana gerhana matahari ataupun bulan itu tidak terjadi karena kematian seseorang ataupun kelahirannya melainkan adalah kebesaran dari Allah subhanahu wa ta'ala. Jika kalian melihat gerhana maka sholatlah dan berdoalah sampai gerhana itu hilang.

Tata Cara Shalat Gerhana Matahari Cincin

Bagi seluruh umat Islam, waktu gerhana terjadi itu merupakan saat yang tepat untuk mentafakuri kebesaran Allah SWT. Saat fenomena gerhana, baik matahari maupun bulan, juga terdapat amalan yang bisa dilakukan oleh seorang muslim. Salah satunya dengan melaksanakan shalat gerhana matahari. Shalat gerhana sunah dilakukan di masjid secara berjamaah. akan tetapi boleh juga dilakukan seorang diri. 

Berikut ini adalah rangkaian tata cara salat gerhana matahari cincin yaitu:

  • Niat Shalat Gerhana Matahari Cincin

أُصَلِّيْ سُنَّةً لِكُسُوْفِ الشَّمْسِ اِمَامًا / مَأْمُوْمًا لِلّهِ تَعَالَى

Usalli sunnatan likusuufis-syamsi imaaman/ma’muuman lillaahi ta'aala.

Artinya: Niat Shalat sunah gerhana matahari menjadi makmum/imam karena Allah SWT.

  • Mengucapkan takbirotul ikhram kemudian membacakan Do'a Iftitah

اللَّهُ أَكْبَرُ كَبِيرًا وَالْحَمْدُ لِلَّهِ كَثِيرًا وَسُبْحَانَ اللَّهِ بُكْرَةً وَأَصِيلاً إِنِّى وَجَّهْتُ وَجْهِىَ لِلَّذِى فَطَرَ السَّمَوَاتِ وَالأَرْضَ حَنِيفًا وَمَا أَنَا مِنَ الْمُشْرِكِينَ إِنَّ صَلاَتِى وَنُسُكِى وَمَحْيَاىَ وَمَمَاتِى لِلَّهِ رَبِّ الْعَالَمِينَ لاَ شَرِيكَ لَهُ وَبِذَلِكَ أُمِرْتُ وَأَنَا أَوَّلُ الْمُسْلِمِينَ

“Allaahu akbaru kabiiraa wal hamdu lillaahi katsiiraa wasubhaanallaahi bukrataw waashiilaa. Innii wajjahtu wajhiya lilladzii fatharas samaawaati wal ardhaInnii wajjahtu wajhiya lilladzii fathoros samaawaati wal ardlo haniifaa wamaa ana minal musyrikiin. Inna sholaatii wa nusukii wamahyaa wa mamaatii lillaahi robbil ‘aalamiin. Laa syariikalahu wa bidzaalika umirtu wa ana awwalul muslimiin)

Artinya: “Allah Maha Besar dengan sebesar-besarnya, segala puji bagi Allah dengan pujian yang banyak. Mahasuci Allah pada waktu pagi dan petang. Sesungguhnya aku hadapkan wajahku kepada Allah yang telah menciptakan langit dan bumi dalam keadaan tunduk dan aku bukanlah dari golongan orang-orang musyrik. Sesungguhnya shalatku, sembelihanku, hidupku dan matiku hanya untuk Allah Tuhan semesta alam. Tidak ada sekutu bagiNya. Dan dengan yang demikian itu lah aku diperintahkan. Dan aku adalah orang yang pertama berserah diri."

  • Membaca surat Al-fatihah
Allah Subhanahu Wa Ta'ala berfirman:

بِسْمِ اللّٰهِ الرَّحْمٰنِ الرَّحِيْمِ

bismillaahir-rohmaanir-rohiim

Artinya: "Dengan menyebut nama Allah Yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang."
(QS. Al-Fatihah 1: Ayat 1)

اَلْحَمْدُ لِلّٰهِ رَبِّ الْعٰلَمِيْنَ ۙ 
al-hamdu lillaahi robbil-'aalamiin

Artinya: "Segala puji bagi Allah, Tuhan seluruh alam."
(QS. Al-Fatihah 1: Ayat 2)

الرَّحْمٰنِ الرَّحِيْمِ ۙ 
ar-rohmaanir-rohiim

Artinya: "Yang Maha Pengasih, Maha Penyayang."
(QS. Al-Fatihah 1: Ayat 3)

مٰلِكِ يَوْمِ الدِّيْنِ ۗ 
maaliki yaumid-diin

Artinya: "Pemilik hari pembalasan."
(QS. Al-Fatihah 1: Ayat 4)

اِيَّا كَ نَعْبُدُ وَاِ يَّا كَ نَسْتَعِيْنُ ۗ 
iyyaaka na'budu wa iyyaaka nasta'iin

Artinya: "Hanya kepada Engkaulah kami menyembah dan hanya kepada Engkaulah kami mohon pertolongan."
(QS. Al-Fatihah 1: Ayat 5)

اِهْدِنَا الصِّرَا طَ الْمُسْتَقِيْمَ ۙ 
ihdinash-shiroothol-mustaqiim

Artinya: "Tunjukilah kami jalan yang lurus,"
(QS. Al-Fatihah 1: Ayat 6)

صِرَا طَ الَّذِيْنَ اَنْعَمْتَ عَلَيْهِمْ ۙ غَيْرِ الْمَغْضُوْبِ عَلَيْهِمْ وَلَا الضَّآ لِّيْنَ
shiroothollaziina an'amta 'alaihim ghoiril-maghdhuubi 'alaihim wa ladh-dhooolliin
Artinya: "(yaitu) jalan orang-orang yang telah Engkau beri nikmat kepadanya; bukan (jalan) mereka yang dimurkai, dan bukan (pula jalan) mereka yang sesat."
(QS. Al-Fatihah 1: Ayat 7)
  • Membaca surat-surat dalam Al-Qur'an
Ketika membaca surat-surat dalam Al-Qur'an itu disunahkan membaca surat yang panjang dan tentunya harus menyesuaikan dengan lamanya gerhana, sehingga ketika salat selesai matahari pun telah terang kembali, tetapi juga tidak apa-apa apabila membaca surat-surat yang pendek.

  • Ruku' dengan tuma'ninah

Disunnahkan ketika rukuk itu sedikit lama seperti waktu berdiri.

  • Berdiri kembali untuk membaca surat Al-fatihah
  • Membaca surat-surat dalam Al-Qur'an

Disunahkan membaca surat yang lebih pendek dari pada surat yang sebelumnya.

  • Ruku' kembali dengan tuma'ninah

Disunahkan juga ketika ruku' yang kedua lebih pendek dari pada ruku' yang pertama.

  • I'tidal dengan tuma'ninah
  • Sujud dengan tuma'ninah
  • Duduk di antara dua sujud
  • Sujud kembali dengan tuma'ninah
  • Berdiri kembali untuk melaksanakan raka'at yang kedua
  • Membaca Al-Fatihah
  • Membaca surat-surat pendek dalam Al-Qur'an
  • Ruku' dengan tuma'ninah

Disunnahkan ketika ruku' lebih lama seperti waktu berdiri

  • Berdiri kembali untuk membaca surat Al-fatihah
  • Membaca surat-surat dalam Al-Qur'an
  • Ruku' kembali dengan tuma'ninah

Dan untuk ruku' yang kedua yang terdapat pada raka'at kedua itu disunahkan lebih pendek dari pada ruku' yang pertama yang terdapat pada roka'at kedua

  • I'tidal dengan tuma'ninah
  • Sujud dengan tuma'ninah
  • Duduk diantara dua sujud
  • Sujud kembali dengan tuma'ninah
  • Duduk tasyahud akhir
  • Membaca salam

Begitu setelah salam diucapkan, disunnahkan pula untuk berdoa. Karena berdoa di waktu setelah sholat gerhana bulan adalah waktu yang mustajabah untuk berdoa.

Kemudian setelah selesai shalat apabila kamu menjadi seorang imam maka imam  akan menyampaikan khutbah kepada para jama’ah yang berisi anjuran untuk berdzikir, berdo’a, beristighfar, sedekah, dan membebaskan budak. 

Do'a Setelah Shalat Gerhana 

Ada pun do'a yang bisa dibaca ketika setelah menunaikan ibadah shalat gerhana matahari maupun gerhana bulan, adalah sebagai berikut yaitu: 

 اَللهُمَّ لَكَ الْحَمْدُ اَنْتَ قَيِّمُ السَّمَوَاتِ وَاْلاَرْضِ وَمَنْ فِيْهِنَّ. وَلَكَ الْحَمْدُ اَنْتَ مَالِكُ السَّمَوَاتِ واْلاَرْضِ وَمَنْ فِيْهِنَّ. وَلَكَ الْحَمْدُ اَنْتَ نُوْرُ السَّمَوَاتِ وَاْلاَرْضِ وَمَنْ فِيْهِنَّ. وَلَكَ الْحَمْدُ اَنْتَ الْحَقُّ وَوَعْدُكَ الْحَقُّ وَلِقَاءُكَ حَقٌّ وَقَوْلُكَ حَقٌّ وَالْجَنَّةُ حَقٌّ وَالنَّارُ حَقٌّ وَالنَّبِيُّوْنَ حَقٌّ مُحَمَّدٌ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ حَقٌّ وَالسَّاعَةُ حَقٌّ. اَللهُمَّ لَكَ اَسْلَمْتُ وَبِكَ اَمَنْتُ وَعَلَيْكَ تَوَكَّلْتُ وَاِلَيْكَ اَنَبْتُ وَبِكَ خَاصَمْتُ وَاِلَيْكَ حَاكَمْتُ فَاغْفِرْلِيْ مَاقَدَّمْتُ وَمَا اَخَّرْتُ وَمَا اَسْرَرْتُ وَمَا اَعْلَنْتُ وَمَا اَنْتَ اَعْلَمُ بِهِ مِنِّيْ. اَنْتَ الْمُقَدِّمُ وَاَنْتَ الْمُؤَخِّرُ لاَاِلَهَ اِلاَّ اَنْتَ. وَلاَ حَوْلَ وَلاَ قُوَّةَ اِلاَّ بِاللهِ. 

(Allahumma lakalhamdu anta qoyyimus samaawaati wal ardhi waman fiihinna. Walakal hamdu anta maalikus samaawaati wal ardhi waman fiihinna. walakal hamdu anta nuurus samaawati wal ardhi fiihinna. 

Walakal hamdu antal haqqu wawa'dukalhaqqu waliqoouka haqqun waqoulika haqqun waljannatu haqqun wannaru haqqun wannabiyyuuna haqqun muhammadun shollallahu 'alaihi wasallama haqqun wassa'atu haqqun. 

Allahumma laka islamtu wabika aamantu wa'alaika tawakkaltu wailaika anabtu wabika khooshomtu wailaika khakamtu faghfirlii maa qoddamtu wamaa akkhortu wamaa asrortu wamaa a'lantu wamaa anta a'lamu bihii minnii. Antalmuqaddimu wa antalmuwwikkhiru laa ilaaha illaa anta. Walaa haula walaa quwwata illa billah). 

Artinya: "Ya Allah, milik-Mu lah segala segala puji. Engkaulah penegak dan pengurus langit dan bumi, serta makhluk yang ada di dalamnya. Milik-Mu lah segala puji. Engkaulah penguasa langit dan bumi, serta makhluk yang ada di dalamnya. Milik-Mu lah segala puji. 

Engkau lah cahaya langit dan bumi serta makhluk yang ada di dalamnya. Milik-Mu lah segala puji. Engkau yang benar, janji-Mu lah yang benar, pertemuan dengan-Mu lah adalah benar, perkataan-Mu adalah benar, surga itu benar, neraka itu benar, para nabi itu benar. Nabi Muhammad saw itu benar, dan hari kiamat itu benar. 

Ya Allah, hanya kepada-Mu aku berserah berserah diri, hanya kepada-Mu aku beriman, hanya kepada-Mu aku bertawakkal, hanya kepada-Mu aku kembali, hanya dengan-Mu lah kuhadapi musuhku, dan hanya kepada-Mu aku berhukum. 

Maka, ampunilah segala dosaku yang telah kulakukan dan yang (mungkin) akan kulakukan, yang ku rahasiakan dan yang kulakukan secara terang-terangan. Juga dosa-dosa lainnya yang Engkau lebih mengetahuinya daripada aku. Engkaulah yang Maha terdahulu dan Maha terakhir. Tidak ada tuhan selain Engkau, dan tidak ada dan kekuatan, kecuali dengan pertolongan Allah."  

Kesimpulan

Nah itu tadi merupakan sedikit penjabaran dan tata cara serta do'a shalat gerhana matahari. dimana ketika kita melaksanakan salat gerhana matahari cincin di dalamnya terdapat keutamaan seperti halnya bisa menjadi sarana orang yang beriman untuk mengingat kekuasaan Allah. Rasulullah bersabda dalam khutbah usai sholat gerhana bersama para Sahabat, bahwa “Sesungguhnya matahari dan bulan adalah dua tanda di antara tanda-tanda kekuasaan Allah”.

Dan pada saat fenomena gerhana terjadi, kita bisa melihat betapa Maha Kuasanya Allah yang mampu menggerakkan tata surya hingga terjadi gerhana bulan atau gerhana matahari. Sehingga kita sebagai umat Islam harus bersegera untuk melaksanakan shalat sunnah gerhana, namun ada hal yang perlu kita perhatikan yaitu ketika ruku' dan sujud itu agak sedikit lama jl tersebut bertujuan untuk menunjukkan penghambaan kita kepada Allah yang Maha Kuasa.