Penjelasan Puasa Tarwiyah Menurut Islam
Bisa dikatakan bahwa dibanding puasa sunnah pada umumnya, puasa Tarwiyah belum begitu familiar di kalangan masyarakat. Padahal, puasa Tarwiyah juga masuk dalam serangkaian amalan sunnah yang dianjurkan dalam Islam untuk dikerjakan di bulan Dzulhijjah.
Pada bulan Dzulhijjah di kalangan masyarakat, dikenal dan dilaksanakan tiga macam puasa. Pertama, Puasa Dzulhijjah, puasa yang dilaksanakan sejak 1-7 Dzulhijjah. Kedua, puasa Tarwiyah, puasa yang dilaksanakan pada 8 Dzulhijjah. Ketiga, puasa Arafah, puasa yang dilaksanakan pada 9 Dzulhijjah. Bagi yang melaksanakan ketiga puasa ini, niscaya akan mendapatkan keberkahan yang melimpah.
Namun untuk kesempatan kali ini kita akan membahas mengenai puasa Tarwiyah, jadi disini akan membahas tentang apa pengertiannya, niat nya, tata caranya dan juga keutamaannya di balik puasa Tarwiyah. Yang mana puasa Tarwiyah juga sangat di anjurkan di dalam Agama Islam, lantas berikut ini adalah penjelasan nya.
Pengertian Puasa Tarwiyah
Puasa Tarwiyah sendiri dilaksanakan pada 8 Dzulhijjah, adapun hadist yang menerangkan tentang anjuran dan keutamaan puasa Tarwiyah seperti berikut ini:
Dalil yang menjadi pegangan anjuran puasa tarwiyah, 8 Dzulhijjah yakni,
صوم يوم التروية كفارة سنة وصوم يوم عرفة كفارة سنتين (أبو الشيخ ، وابن النجار عن ابن عباس)
“Puasa pada hari tarwiyah (8 Dzulhijah) akan mengampuni dosa setahun yang lalu. Sedangkan puasa hari Arafah (9 Dzulhijjah) akan mengampuni dosa dua tahun.” Diriwayatkan oleh Abusy Syaikh dan Ibnu An Najjar dari Ibnu ‘Abbas.
Namun hadits di atas adalah dho’if (lemah), dan apabila kita ingin berpuasa pada tanggal 8 Dzulhijjah itu bukan berdasarkan hadits di atas, tetapi karena mengingat keutamaan beramal di awal Dzulhijjah dan puasa adalah sebaik-baiknya amalan yang dikerjakan saat itu. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam dan para sahabat untuk berpuasa pada tanggal 1 hingga 9 Dzulhijjah.
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
مَا مِنْ أَيَّامٍ الْعَمَلُ الصَّالِحُ فِيهَا أَحَبُّ إِلَى اللَّهِ مِنْ هَذِهِ الأَيَّامِ يَعْنِى أَيَّامَ الْعَشْرِ. قَالُوا يَا رَسُولَ اللَّهِ وَلاَ الْجِهَادُ فِى سَبِيلِ اللَّهِ قَالَ وَلاَ الْجِهَادُ فِى سَبِيلِ اللَّهِ إِلاَّ رَجُلٌ خَرَجَ بِنَفْسِهِ وَمَالِهِ فَلَمْ يَرْجِعْ مِنْ ذَلِكَ بِشَىْءٍ
“Tidak ada satu amal sholeh yang lebih dicintai oleh Allah melebihi amal sholeh yang dilakukan pada hari-hari ini (yaitu 10 hari pertama bulan Dzulhijjah).” Para sahabat bertanya: “Tidak pula jihad di jalan Allah?” Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam menjawab: “Tidak pula jihad di jalan Allah, kecuali orang yang berangkat jihad dengan jiwa dan hartanya namun tidak ada yang kembali satupun.” (HR. Abu Daud no. 2438, At Tirmidzi no. 757, Ibnu Majah no. 1727, dan Ahmad no. 1968, dari Ibnu ‘Abbas. Syaikh Al Albani mengatakan bahwa hadits ini shahih. Syaikh Syu’aib Al Arnauth mengatakan bahwa sanad hadits ini shahih sesuai syarat Bukhari-Muslim)
Tata Cara Puasa Tarwiyah
Puasa sunnah tarwiyah itu dilaksanakan seperti pada puasa umumnya, dan yang membedakan antara puasa yang lainnya adalah terletak pada niatnya. Dan berikut ini adalah rangkaian tata cara puasa tarwiyah yakni:
- Niat
Niat puasa tarwiyah dapat diucapkan di dalam hati atau dilafalkan menggunakan bahasa Arab maupun bahasa Indonesia. Dan dianjurkan kepada umat muslim untuk dapat melaksanakan puasa sunnah ini dengan khusuk sekalipun bukan amalan wajib, dan semoga jika berpuasa Tarwiyah ini dengan khusyuk niscaya akan mendapatkan keutamaan dan keberkahan puasa tarwiyah.
Dan untuk niat puasa Tarwiyah itu sebaiknya dilaksanakan di malam hari, sebelum terbit fajar. Namun apabila terlupa belum niat pada malam hari, boleh diniatkan pada pagi hari dengan catatan, belum makan dan minum serta belum melakukan hal-hal yang dapat membatalkan puasa.
Hal ini berdasarkan hadits Rasulullah Rasulullah shallallahu alaihi wasallam,
عَنْ عَائِشَةَ أُمِّ الْمُؤْمِنِينَ قَالَتْ دَخَلَ عَلَىَّ النَّبِىُّ -صلى الله عليه وسلم- ذَاتَ يَوْمٍ فَقَالَ هَلْ عِنْدَكُمْ شَىْءٌ. فَقُلْنَا لاَ. قَالَ فَإِنِّى إِذًا صَائِمٌ. ثُمَّ أَتَانَا يَوْمًا آخَرَ فَقُلْنَا يَا رَسُولَ اللَّهِ أُهْدِىَ لَنَا حَيْسٌ. فَقَالَ أَرِينِيهِ فَلَقَدْ أَصْبَحْتُ صَائِمًا . فَأَكَلَ
Dari Aisyah Ummul Mukminin, ia berkata, “Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam pernah menemui ku pada suatu hari lantas beliau bertanya, “Apakah kalian memiliki sesuatu untuk dimakan?” Kami pun menjawab, “Tidak ada.” Beliau pun bersabda, “Kalau begitu saya puasa.” Kemudian di hari lain beliau menemui kami, lalu kami katakan pada beliau, “Kami baru saja dihadiahkan hays (jenis makanan berisi campuran kurma, samin dan tepung).” Lantas beliau bersabda, “Berikan makanan tersebut padaku, padahal tadi pagi aku sudah berniat puasa.” Lalu beliau menyantap makanan tersebut. (HR. Muslim).
Lafal niat puasa Tarwiyah
نَوَيْتُ صَوْمَ تَرْوِيَةَ سُنَّةً لِّلِه تَعَالَى
Nawaitu shouma tarwiyata sunnatan lillahi ta'ala
Artinya: Saya berniat puasa sunah Tarwiyah karena Allah ta'ala.
- Sahur
Makan sahur merupakan salah satu sunnah dalam ibadah puasa yang mana jika dilakukan akan mendapat pahala dan keberkahan. Namun jika tidak dikerjakan, misalnya karena bangunnya terlambat maka tidak apa-apa, dan puasanya tetap sah.
- Menahan diri dari hal-hal yang dapat membatalkan puasa
Menahan diri disini ialah menahan diri dari hawa nafsu, makan, dan minum, serta dari hal-hal yang dapat membatalkan puasa contohnya seperti berhubungan badan ketika melaksanakan ibadah puasa dan sebagainya. Dan menahan diri dari hal-hal yang dapat membatalkan puasa ini dimulai sejak terbit fajar hingga terbenamnya matahari.
- Berbuka
Seperti halnya puasa pada umumnya baik puasa wajib maupun puasa sunnah, itu waktu berbukanya ketika matahari terbenam, yakni pada waktu masuknya sholat Maghrib. serta apabila kita senantiasa menyegerakan untuk berbuka hal tersebut merupakan salah satu sunnah.
Keutamaan Puasa Tarwiyah
Memang hadist yang menganjurkan untuk puasa Tarwiyah adalah hadits dho’if (lemah). Namun jika di lihat dari sudut pandang yang lainnya didalam puasa ini terdapat beberapa keutamaan diantaranya seperti:
- Meneladani sunnah Rasulullah
Seperti yang sudah disinggung sebelumnya bahwa sekalipun puasa Tarwiyah merupakan puasa sunnah namun, puasa ini termasuk amalan sholeh yang dianjurkan oleh Rasulullah karena bertabur pahala dan keberkahan.
Dan di dalam Hadis Riwayat Abu Dawud disebutkan bahwa Rasulullah SAW berpuasa pada sembilan hari di bulan Dzulhijjah, termasuk puasa tarwiyah. Hal itu berarti melaksanakan puasa Tarwiyah artinya meneladani sunnah Rasulullah.
- Memberikan Ketenangan dan Ketentraman Hati
Ibadah yang kita lakukan dengan tujuan untuk mendekatkan diri kepada Sang Pencipta pastinya akan membuat jiwa kita menjadi lebih tenang dan tentram. Tanpa terkecuali dengan melaksanakan ibadah puasa, penekanan dan pengendalian hawa nafsu lah yang nantinya menciptakan ketenangan hidup. Dampak positifnya ialah, anda akan mempunyai pemikiran yang lebih positif.
- Belajar Menahan Hawa Nafsu
Hawa nafsu merupakan musuh paling berbahaya dan berat bagi manusia itu sendiri. Untuk bisa mengendalikannya diperlukan kemantapan hati, tekad yang kuat dan cara yang tepat. Salah satunya ialah dengan memperbanyak ibadah puasa. Dengan berpuasa seseorang akan dituntut untuk menahan hawa nafsu dari apapun yang bisa merusak pahala nantinya atau bahkan menahan hawa nafsu dari apa-apa yang dapat membatalkan puasa.
- Mendapatkan kemuliaan
Dimana jika kita mendengar kata puasa tarwiyah, maka hal tersebut akan di kaitkan dengan puasa Arafah. Sebab puasa ini terletak pada waktu yang berdekatan, yakni puasa Tarwiyah pada tanggal 8 Dzulhijjah sedangkan puasa Arafah pada tanggal 9 Dzulhijjah. Dan apabila melaksanakan dua puasa sekaligus yakni puasa Tarwiyah dan Arafah maka akan dianugerahi oleh Allah SWT dengan 10 macam kemuliaan, yaitu:
- Allah akan memberi keberkahan pada kehidupannya.
- Allah akan menambah rezekinya.
- Allah akan menjamin kehidupan rumah tangganya.
- Allah akan membersihkan dirinya dari segala dosa dan kesalahan yang telah lalu.
- Allah akan melipat gandakan amal dan ibadahnya.
- Allah akan memudahkan kematiannya.
- Allah akan menerangi kuburnya selama di alam Barzah.
- Allah akan memberatkan timbangan amal baiknya di Padang Mahsyar.
- Allah akan menyelamatkannya dari kejatuhan kedudukan di dunia ini.
- Allah akan menaikkan martabatnya di sisi Allah SWT
Kesimpulan
Nah itu tadi adalah sedikit ulasan mengenai puasa Tarwiyah, namun dalil yang menjadi landasan puasa ini adalah hadits dho’if (lemah). Tetapi pada 10 hari pertama bulan Dzulhijjah kita di anjurkan untuk beramal, sebab tidak ada amalan yang lebih di cintai oleh Allah melebihi amal yang di lakukan pada hari ini.
Namun pada lingkungan masyarakat apabila mendengar puasa Tarwiyah juga mendengar puasa Arafah yang mana puasa Tarwiyah dilaksanakan pada tanggal 8 Dzulhijjah sedangkan puasa Arafah dilaksanakan pada tanggal 9 Dzulhijjah.
Dan di balik puasa tarwiyah di dalamnya juga terdapat beberapa keutamaan, yang jelas dengan berpuasa Tarwiyah maka hal tersebut akan menjadikan kita untuk mendekatkan diri kepada Allah dan juga untuk mendapatkan ridho dari Allah SWT.