Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Penjelasan Tentang Yaumul Hisab Lengkap

Halo teman-teman semuanya pada kesempatan kali ini kita akan membahas mengenai yaumul hisab. Dimana kita sebagai umat Islam itu harus senantiasa mengimani akan adanya yaumul hisab (hari perhitungan amal) yang terjadi pada hari kiamat dan hal itu merupakan inti dari keimanan seseorang terhadap hari akhir. 

Karena iman kepada hari kebangkitan maknanya adalah mengimani satu hari dimana manusia dibangkitkan Allah dan dihisab (diperhitungkan) amal mereka. Sehingga tidak ada satu pun amalan hamba melainkan akan diperhitungkan oleh Allah SWT. Maka apabila orang yang mengingkari adanya hisab berarti mengingkari hari kebangkitan atau hari akhir.

Pengertian Yaumul Hisab

Yaumul hisab atau hari perhitungan amal adalah hari dimana Allah memperlihatkan kepada hamba-hamba-Nya tentang amal mereka. Jadi pada hari itu di mana manusia akan dihitung amalan perbuatan yang ia lakukan ketika semasa hidupnya. Dan amal tersebut ditimbang untuk mengetahui mana yang lebih berat, yakni amal kebaikan atau amal keburukan. Dan jika amal kebaikannya lebih berat maka ia akan dimasukkan ke dalam surga dan begitu juga sebaliknya, jika amal keburukannya yang lebih berat maka kemudian ia akan dimasukkan ke dalam api neraka.

Allah Subhanahu Wa Ta'ala berfirman:

اِنَّ اِلَيْنَاۤ اِيَا بَهُمْ ۙ 

inna ilainaaa iyaabahum

Artinya: "Sungguh, kepada Kamilah mereka kembali,"
(QS. Al-Ghasyiyah 88: Ayat 25)

ثُمَّ اِنَّ عَلَيْنَا حِسَا بَهُمْ

summa inna 'alainaa hisaabahum

Artinya: "kemudian sesungguhnya (kewajiban) Kamilah membuat perhitungan atas mereka."
(QS. Al-Ghasyiyah 88: Ayat 26)

Tiga Golongan Manusia Pada Yaumul Hisab

Allah Subhanahu Wa Ta'ala berfirman:

اِذَا رُجَّتِ الْاَ رْضُ رَجًّا ۙ 

izaa rujjatil-ardhu rojjaa

Artinya: "Apabila bumi diguncangkan sedahsyat-dahsyatnya,"
(QS. Al-Waqi'ah 56: Ayat 4)

وَّبُسَّتِ الْجِبَا لُ بَسًّا ۙ 

wa bussatil-jibaalu bassaa

Artinya: "dan gunung-gunung dihancurluluhkan sehancur-hancurnya,"
(QS. Al-Waqi'ah 56: Ayat 5)

فَكَا نَتْ هَبَآءً مُّنْۢبَـثًّا ۙ 

fa kaanat habaaa`am mumbassaa

Artinya: "maka jadilah ia debu yang beterbangan,"
(QS. Al-Waqi'ah 56: Ayat 6)

وَّكُنْـتُمْ اَزْوَا جًا ثَلٰـثَـةً ۗ 

wa kungtum azwaajang salaasah

Artinya: "dan kamu menjadi tiga golongan,"
(QS. Al-Waqi'ah 56: Ayat 7)

فَاَ صْحٰبُ الْمَيْمَنَةِ ۙ مَاۤ اَصْحٰبُ الْمَيْمَنَةِ ۗ 

fa ash-haabul-maimanati maaa ash-haabul-maimanah

Artinya: "yaitu golongan kanan, alangkah mulianya golongan kanan itu,"
(QS. Al-Waqi'ah 56: Ayat 8)

وَاَ صْحٰبُ الْمَشْئَـمَةِ ۙ مَاۤ اَصْحٰبُ الْمَشْئَـمَةِ ۗ 

wa ash-haabul-masy`amati maaa ash-haabul-masy`amah

Artinya: "dan golongan kiri, alangkah sengsaranya golongan kiri itu,"
(QS. Al-Waqi'ah 56: Ayat 9)

وَا لسّٰبِقُوْنَ السّٰبِقُوْنَ ۙ 

was-saabiquunas-saabiquun

Artinya: "dan orang-orang yang paling dahulu (beriman), merekalah yang paling dahulu (masuk surga),"
(QS. Al-Waqi'ah 56: Ayat 10)

اُولٰٓئِكَ الْمُقَرَّبُوْنَ ۚ 

ulaaa`ikal-muqorrobuun

Artinya: "mereka itulah orang yang dekat (kepada Allah),"
(QS. Al-Waqi'ah 56: Ayat 11)

فِيْ جَنّٰتِ النَّعِيْمِ

fii jannaatin-na'iim

Artinya: "berada dalam surga kenikmatan,"
(QS. Al-Waqi'ah 56: Ayat 12)

ثُلَّةٌ مِّنَ الْاَ وَّلِيْنَ ۙ 

sullatum minal-awwaliin

Artinya: "segolongan besar dari orang-orang yang terdahulu,"
(QS. Al-Waqi'ah 56: Ayat 13)

وَقَلِيْلٌ مِّنَ الْاٰ خِرِيْنَ ۗ 

wa qoliilum minal-aakhiriin

Artinya: "dan segolongan kecil dari orang-orang yang kemudian,"
(QS. Al-Waqi'ah 56: Ayat 14)

عَلٰى سُرُرٍ مَّوْضُوْنَةٍ ۙ 

'alaa sururim maudhuunah

Artinya: "mereka berada di atas dipan-dipan yang bertahtakan emas dan permata,"
(QS. Al-Waqi'ah 56: Ayat 15)

مُّتَّكِــئِيْنَ عَلَيْهَا مُتَقٰبِلِيْنَ

muttaki`iina 'alaihaa mutaqoobiliin

Artinya: "mereka bersandar di atasnya berhadap-hadapan."
(QS. Al-Waqi'ah 56: Ayat 16)

Di kutib dari kalam.sindonews.com Habib Ahmad bin Novel menerangkan, bahwasanya dalam ayat di atas, Allah SWT menyebutkan terdapat tiga kelompok manusia. Yang pertama adalah Al-Maimanah (orang yang berada di sisi kanan). Kedua adalah Al-Masy'amah, sisi kelompok kiri. Ketiga yaitu orang-orang yang lebih awal atau golongan istimewa (As-Sabiqun). Mereka adalah orang-orang yang dekat dengan Allah SWT.

Sayyid Quthb dalam Fi Zhilal Alqur'an juga menjelaskan, golongan pertama berada di sebelah kanan 'Arsy adalah mereka yang keluar dari sebelah kanan Adam. Golongan yang diberi kitab catatan amal dengan tangan kanan mereka, kemudian digiring ke dalam golongan kanan. Mereka adalah penduduk desa surga.

Golongan kedua berada di sebelah kiri 'Arsy, dan mereka inilah yang keluar dari sebelah kiri Adam. Mereka diberi catatan amal dengan tangan kiri, kemudian digiring ke dalam golongan kiri. Mereka inilah sebagian besar neraka.

Dan satu golongan lainnya berada dekat dengan Allah. Mereka inilah golongan yang lebih beruntung, lebih khusus dari golongan kanan karena mereka adalah pemimpin golongan kanan. Di tengah-tengah mereka terdapat para rasul, para nabi, para shiddiqin, dan orang-orang yang mati syahid. Jumlah mereka jauh lebih kecil dari golongan kanan. Allahu A'lam, semoga kita termasuk golongan yang beruntung.

Umat Yang Pertama Kali Di Hisab

Umat manusia yang pertama kali dihisab pada hari Kiamat adalah umat Nabi Muhammad SAW. Meskipun umat Nabi Muhammad SAW adalah umat yang terakhir, namun Allah SWT memberikan keutamaan khusus dengan mendahulukan umat Nabi Muhammad untuk dihisab. Hal itu sebagaimana diterangkan dalam hadits yang diriwayatkan oleh Ibnu Majah dari Ibnu Abbas.

Nabi SAW bersabda, “Kita adalah umat terakhir dan menjadi manusia pertama yang dihisab.” Lantas ada yang bertanya, “Di manakah umat yang lain dan para nabi?” Beliau menjawab, “Sesungguhnya, kita adalah yang terakhir dan yang pertama.” (HR. Ibnu Majah)

Amalan Yang Pertama Di Hisab

Memang benar segala amal perbuatan kita yang kita lakukan semasa hidup di dunia akan dilihat dan ditimbang. Namun, untuk amalan pertama yang akan dihisab di pengadilan Allah SWT kelak adalah ibadah shalat. Jadi bagi setiap umat Islam tidak boleh menyepelekan amalan shalat, terutama shalat lima waktu. Karena shalat adalah salah satu cara untuk berinteraksi dengan Allah SWT. Dan kedudukan shalat itu lebih tinggi dari amalan lain karena terus dikerjakan setiap hari.

Diriwayatkan dari Abu Hurairah RA:

“Aku mendengar Rasulullah SAW bersabda, ”Amalan hamba yang pertama kali dihisab hari kiamat adalah sholat, jika sholat itu bagus, dia beruntung dan berhasil, jika cacat dia menyesal dan merugi. Bila sholat wajibnya tidak sempurna, Allah SWT berkata, ”Lihatlah apakah hamba-Ku punya amalan sunnah sehingga bisa menutupi amalan wajibnya, dengan demikian tertutup segala amalnya.”

Hisabnya Seorang Mukmin, Kafir, Dan Munafik

Sesungguhnya Allah mengadili hamba-Nya yang mukmin itu seorang diri pada hari Kiamat, dan tidak seorang pun yang melihatnya dan tidak seorang pun yang mendengarnya.

Allah Ta’ala benar-benar menutupi aibnya sehingga tidak seorang pun yang mengetahuinya dan hal tersebut adalah karunia besar yang Allah SWT berikan kepada seorang mukmin. Allah Ta’ala menutupi aib seorang mukmin dan tidak membongkarnya di depan umum.

فَإنِّي قَدْ سَتَرْتُهَا عَلَيْكَ فِي الدُّنْيا، وَأَنَا أَغْفِرُهَا لَكَ الْيَوْمَ

“Sesungguhnya Aku telah menutupi dosa-dosamu di dunia, dan sekarang Aku mengampuni dosa-dosamu.” Kemudian diberikan kepadanya catatan amal kebaikannya.” (Hadits shohih. Diriwayatkan oleh al-Bukhari, VIII/353 –Fat-h, dan Muslim, no. 2768)

Dan untuk orang-orang kafir dan munafik, mereka akan dipanggil di hadapan seluruh makhluk. Dan para saksi akan menyeru mereka di hadapan seluruh makhluk:

Allah Subhanahu Wa Ta'ala berfirman:

وَمَنْ اَظْلَمُ مِمَّنِ افْتَـرٰى عَلَى اللّٰهِ كَذِبًا ۗ اُولٰٓئِكَ يُعْرَضُوْنَ عَلٰى رَبِّهِمْ وَ يَقُوْلُ الْاَ شْهَا دُ هٰۤؤُلَآ ءِ الَّذِيْنَ كَذَبُوْا عَلٰى رَبِّهِمْ ۚ اَ لَا لَـعْنَةُ اللّٰهِ عَلَى الظّٰلِمِيْنَ ۙ 

wa man azhlamu mim maniftaroo 'alallohi kazibaa, ulaaa`ika yu'rodhuuna 'alaa robbihim wa yaquulul-asy-haadu haaa`ulaaa`illaziina kazabuu 'alaa robbihim, alaa la'natullohi 'alazh-zhoolimiin

Artinya: "Dan siapakah yang lebih zalim daripada orang yang mengada-adakan suatu kebohongan terhadap Allah? Mereka itu akan dihadapkan kepada Tuhan mereka, dan para saksi akan berkata, Orang-orang inilah yang telah berbohong terhadap Tuhan mereka. Ingatlah, laknat Allah (ditimpakan) kepada orang yang zalim,"
(QS. Hud 11: Ayat 18)

Hewan Apakah Juga Di Hisab

Di kutip dari Islampos.com bahwasanya setiap muslim meyakini bahwa setiap dari kita akan dibangkitkan dikumpulkan pada hari kiamat untuk dihisab mengenai apa-apa saja yang telah kita lakukan semasa hidup di dunia. Dan Jika kita dihisab, lalu bagaimana dengan binatang?

Semua binatang akan dibangkitkan oleh Allah dan dikumpulkan sebagaimana firman Allah dalam al-Quran.

Allah Subhanahu Wa Ta'ala berfirman:

وَاِ ذَا الْوُحُوْشُ حُشِرَتْ ۖ 

wa izal-wuhuusyu husyirot

Artinya: "dan apabila binatang-binatang liar dikumpulkan,"
(QS. At-Takwir 81: Ayat 5)

Allah Subhanahu Wa Ta'ala berfirman:

وَمَا مِنْ دَآ بَّةٍ فِى الْاَ رْضِ وَلَا طٰٓئِرٍ يَّطِيْرُ بِجَنَا حَيْهِ اِلَّاۤ اُمَمٌ اَمْثَا لُـكُمْ ۗ مَا فَرَّطْنَا فِى الْـكِتٰبِ مِنْ شَيْءٍ ثُمَّ اِلٰى رَبِّهِمْ يُحْشَرُوْنَ

wa maa ming daaabbating fil-ardhi wa laa thooo`iriy yathiiru bijanaahaihi illaaa umamun amsaalukum, maa farrothnaa fil-kitaabi ming syai`ing summa ilaa robbihim yuhsyaruun

Artinya: "Dan tidak ada seekor binatang pun yang ada di bumi dan burung-burung yang terbang dengan kedua sayapnya, melainkan semuanya merupakan umat-umat (juga) seperti kamu. Tidak ada sesuatu pun yang Kami luputkan di dalam Kitab, kemudian kepada Tuhan mereka dikumpulkan."
(QS. Al-An'am 6: Ayat 38)

Juga disebutkan dalam hadits dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda: 

“Semua makhluk akan dikumpulkan pada hari kiamat, binatang, hewan liar, burung-burung, dan segala sesuatu, sehingga ditegakkan keadilan Allah, untuk memindahkan tanduk dari hewan hewan bertanduk ke yang tidak bertanduk (lalu dilakukan qishas). Kemudian Allah berfirman, “Kalian semua, jadilah tanah.” Di saat itulah orang kafir mengatakan, “Andai aku jadi tanah.” (HR. Hakim 3231 dan dishahihkan ad-Dzahabi).

Dan dari penjabaran di atas ternyata binatang itu akan dibangkitkan oleh Allah, bukan untuk dihisab amalnya, melainkan mereka dikumpulkan untuk diadili dengan dilakukan qishas, pembalasan untuk kedzaliman yang mereka dapatkan ketika di dunia.

Apakah Jin Juga Di Hisab

Allah Subhanahu Wa Ta'ala berfirman:

قَا لَ ادْخُلُوْا فِيْۤ اُمَمٍ قَدْ خَلَتْ مِنْ قَبْلِكُمْ مِّنَ الْجِنِّ وَا لْاِ نْسِ فِى النَّا رِ ۗ كُلَّمَا دَخَلَتْ اُمَّةٌ لَّعَنَتْ اُخْتَهَا ۗ حَتّٰۤى اِذَا ادَّا رَكُوْا فِيْهَا جَمِيْعًا ۙ قَا لَتْ اُخْرٰٮهُمْ لِاُ وْلٰٮهُمْ رَبَّنَا هٰۤؤُلَآ ءِ اَضَلُّوْنَا فَاٰ تِهِمْ عَذَا بًا ضِعْفًا مِّنَ النَّا رِ ۗ قَا لَ لِكُلٍّ ضِعْفٌ وَّلٰـكِنْ لَّا تَعْلَمُوْنَ

qooladkhuluu fiii umaming qod kholat ming qoblikum minal-jinni wal-ingsi fin-naari kullamaa dakholat ummatul la'anat ukhtahaa, hattaaa izad daarokuu fiihaa jamii'ang qoolat ukhroohum li`uulaahum robbanaa haaa`ulaaa`i adholluunaa fa aatihim 'azaabang dhi'fam minan-naar, qoola likulling dhi'fuw wa laakil laa ta'lamuun

Artinya: "Allah berfirman, Masuklah kamu ke dalam api neraka bersama golongan jin dan manusia yang telah lebih dahulu dari kamu. Setiap kali suatu umat masuk, dia melaknat saudaranya, sehingga apabila mereka telah masuk semuanya, berkatalah orang yang (masuk) belakangan (kepada) orang yang (masuk) terlebih dahulu, Ya Tuhan kami, mereka telah menyesatkan kami. Datangkanlah siksaan api neraka yang berlipat ganda kepada mereka. Allah berfirman, Masing-masing mendapatkan (siksaan) yang berlipat ganda, tapi kamu tidak mengetahui."
(QS. Al-A'raf 7: Ayat 38)

Jadi dari ayat tersebut sesungguhnya jin juga akan dihisab karena mereka juga dibebani syari’at. Mereka akan dihisab dan diberikan balasan atas amal mereka. Oleh karena itu, jin yang kafir juga akan dimasukkan ke dalam api Neraka.

Kesimpulan

Nah itu tadi, merupakan sedikit penjabaran mengenai yaumul hisab yaitu perhitungan amal. Jadi segala amal perbuatan baik maupun buruk kelak akan di hitung dan ditimbang dan mana yang lebih berat, sehingga hal tersebut yang menjadi penentu kita akan masuk ke surga atau neraka. Maka dari itu setelah kita membaca penjabaran di atas semoga hal itu menjadikan kita untuk senantiasa memperbanyak amal perbuatan baik kita ketika di dunia dan sebelum semuanya benar-benar terlambat dan berujung pada penyesalan dan semoga kita semuanya bisa masuk ke dalam surga Allah, Aminn.