Dalil-Dalil Al-Qur'an Dan Hadits Tentang Ikhlas
almanhaj.or.id Dalam mendefinisikan ikhlas, para ulama memiliki perbedaan redaksi dalam menggambarkannya. Ada yang berpendapat, ikhlas adalah memurnikan tujuan untuk mendekatkan diri kepada Allah. Ada pula yang berpendapat, ikhlas adalah mengesakan Allah dalam kebenaran kepadaNya.
Al 'Izz bin Abdis Salam menyatakan: “Ikhlas, seorang mukallaf melaksanakan ketaatan sendiri-mata karena Allah. Dia tidak berharap pengagungan dan penghormatan manusia, dan tidak berharap manfaat dan menolak bahaya ”.
Al Harawi mengatakan: “Ikhlas is is, membersihkan amal dari setiap noda”. Yang lain berkata: “Seorang yang ikhlas ialah, seorang yang tidak mencari perhatian di hati manusia dalam rangka memperbaiki dirinya di hadapan Allah, dan tidak suka seandainya manusia sampai memperhatikan amalnya, meskipun hanya seberat biji sawi”.
Abu Hudzaifah Al Mar'asyi berkata: “Ikhlas ialah, kesesuaian perbuatan seorang hamba antara lahir dan batin”.
Dalil-Dalil Al-Qur'an Tentang Ikhlas
Ikhlas merupakan suatu perbuatan ataupun ibadah yang mana dilakukan hanya semata-mata untuk mencari ridha dari Allah SWT. Ikhlas adalah amalan hati yang perlu mendapatkan perhatian khusus secara mendalam dan dilakukan secara terus-menerus. Baik ketika ingin melaksanakan amal perbuatan, sedang beramal, maupun ketika sudah beramal. Hal ini dilakukan agar amalan yang dilakukan bernilai di hadapan Allah.
Oleh sebab itu dengan begitu pentingnya untuk kita memiliki sifat ikhlas berikut ini adalah ayat-ayat Al-Qur'an yang menjelaskan mengenai ikhlas yaitu:
- Surat Al-Baqarah Ayat 139
Allah Subhanahu Wa Ta'ala berfirman:
قُلْ اَ تُحَآ جُّوْنَـنَا فِى اللّٰهِ وَهُوَ رَبُّنَا وَرَبُّکُمْ ۚ وَلَنَاۤ اَعْمَا لُـنَا وَلَـكُمْ اَعْمَا لُكُمْ ۚ وَنَحْنُ لَهٗ مُخْلِصُوْنَ ۙ
qul a tuhaaajjuunanaa fillaahi wa huwa robbunaa wa robbukum, wa lanaaa a'maalunaa wa lakum a'maalukum, wa nahnu lahuu mukhlishuun
Artinya: "Katakanlah (Muhammad), Apakah kamu hendak berdebat dengan kami tentang Allah, padahal Dia adalah Tuhan kami dan Tuhan kamu. Bagi kami amalan kami, bagi kamu amalan kamu, dan hanya kepada-Nya kami mengikhlaskan hati."
(QS. Al-Baqarah 2: Ayat 139)
- Surat Al-A'raf Ayat 29
Allah Subhanahu Wa Ta'ala berfirman:
قُلْ اَمَرَ رَبِّيْ بِا لْقِسْطِ ۗ وَاَ قِيْمُوْا وُجُوْهَكُمْ عِنْدَ كُلِّ مَسْجِدٍ وَّا دْعُوْهُ مُخْلِصِيْنَ لَـهُ الدِّيْنَ ۗ كَمَا بَدَاَ كُمْ تَعُوْدُوْنَ ۗ
qul amaro robbii bil-qisth, wa aqiimuu wujuuhakum 'ingda kulli masjidiw wad'uuhu mukhlishiina lahud-diin, kamaa bada`akum ta'uuduun
Artinya: "Katakanlah, Tuhanku menyuruhku berlaku adil. Hadapkanlah wajahmu (kepada Allah) pada setiap sholat, dan sembahlah Dia dengan mengikhlaskan ibadah semata-mata hanya kepada-Nya. Kamu akan dikembalikan kepada-Nya sebagaimana kamu diciptakan semula."
(QS. Al-A'raf 7: Ayat 29)
- Surat Al-Mu'min Ayat 14
Allah Subhanahu Wa Ta'ala berfirman:
فَا دْعُوا اللّٰهَ مُخْلِصِيْنَ لَهُ الدِّيْنَ وَلَوْ كَرِهَ الْـكٰفِرُوْنَ
fad'ulloha mukhlishiina lahud-diina walau karihal-kaafiruun
Artinya: "Maka sembahlah Allah dengan tulus ikhlas beragama kepada-Nya meskipun orang-orang kafir tidak menyukai(nya)."
(QS. Al-Mu'min 40: Ayat 14)
- Surat Al-Mu'min Ayat 65
Allah Subhanahu Wa Ta'ala berfirman:
هُوَ الْحَيُّ لَاۤ اِلٰهَ اِلَّا هُوَ فَا دْعُوْهُ مُخْلِصِيْنَ لَهُ الدِّيْنَ ۗ اَلْحَمْدُ لِلّٰهِ رَبِّ الْعٰلَمِيْنَ
huwal-hayyu laaa ilaaha illaa huwa fad'uuhu mukhlishiina lahud-diin, al-hamdu lillaahi robbil-'aalamiin
Artinya: "Dialah yang hidup kekal, tidak ada Tuhan selain Dia; maka sembahlah Dia dengan tulus ikhlas beragama kepada-Nya. Segala puji bagi Allah Tuhan seluruh alam."
(QS. Al-Mu'min 40: Ayat 65)
- Surat Az-Zumar Ayat 2
Allah Subhanahu Wa Ta'ala berfirman:
اِنَّاۤ اَنْزَلْنَاۤ اِلَيْكَ الْكِتٰبَ بِا لْحَقِّ فَا عْبُدِ اللّٰهَ مُخْلِصًا لَّهُ الدِّيْنَ ۗ
innaaa angzalnaaa ilaikal-kitaaba bil-haqqi fa'budillaaha mukhlishol lahud-diin
Artinya: "Sesungguhnya Kami menurunkan Kitab (Al-Qur'an) kepadamu (Muhammad) dengan (membawa) kebenaran. Maka sembahlah Allah dengan tulus ikhlas beragama kepada-Nya."
(QS. Az-Zumar 39: Ayat 2)
- Surat Al-Bayyinah Ayat 5
Allah Subhanahu Wa Ta'ala berfirman:
وَمَاۤ اُمِرُوْۤا اِلَّا لِيَعْبُدُوا اللّٰهَ مُخْلِصِيْنَ لَـهُ الدِّيْنَ ۙ حُنَفَآءَ وَيُقِيْمُوا الصَّلٰوةَ وَيُؤْتُوا الزَّكٰوةَ وَذٰلِكَ دِيْنُ الْقَيِّمَةِ ۗ
wa maaa umiruuu illaa liya'budulloha mukhlishiina lahud-diina hunafaaa`a wa yuqiimush-sholaata wa yu`tuz-zakaata wa zaalika diinul-qoyyimah
Artinya: "Padahal mereka hanya diperintah menyembah Allah, dengan ikhlas menaati-Nya semata-mata karena (menjalankan) agama, dan juga agar melaksanakan sholat dan menunaikan zakat; dan yang demikian itulah agama yang lurus (benar)."
(QS. Al-Bayyinah 98: Ayat 5)
- Surat Yunus Ayat 105
Allah Subhanahu Wa Ta'ala berfirman:
وَاَ نْ اَقِمْ وَجْهَكَ لِلدِّيْنِ حَنِيْفًا ۚ وَلَا تَكُوْنَنَّ مِنَ الْمُشْرِكِيْنَ
wa an aqim waj-haka lid-diini haniifaa, wa laa takuunanna minal-musyrikiin
Artinya: "dan (aku telah diperintah), Hadapkanlah wajahmu kepada agama dengan tulus dan ikhlas, dan jangan sekali-kali engkau termasuk orang yang musyrik."
(QS. Yunus 10: Ayat 105)
- Surat Al-Lail Ayat 18-21
Allah Subhanahu Wa Ta'ala berfirman:
الَّذِيْ يُؤْتِيْ مَا لَهٗ يَتَزَكّٰى ۚ
allazii yu`tii maalahuu yatazakkaa
Artinya: "yang menginfakkan hartanya (di jalan Allah) untuk membersihkan (dirinya),"
(QS. Al-Lail 92: Ayat 18)
وَمَا لِاَ حَدٍ عِنْدَهٗ مِنْ نِّعْمَةٍ تُجْزٰۤى ۙ
wa maa li`ahadin 'ingdahuu min ni'mating tujzaaa
Artinya: "dan tidak ada seorang pun memberikan suatu nikmat padanya yang harus dibalasnya,"
(QS. Al-Lail 92: Ayat 19)
اِلَّا ابْتِغَآءَ وَجْهِ رَبِّهِ الْاَ عْلٰى ۚ
illabtighooo`a waj-hi robbihil-a'laa
Artinya: "tetapi (dia memberikan itu semata-mata) karena mencari keridaan Tuhannya Yang Maha Tinggi."
(QS. Al-Lail 92: Ayat 20)
وَلَسَوْفَ يَرْضٰى
wa lasaufa yardhoo
Artinya: "Dan niscaya kelak dia akan mendapat kesenangan (yang sempurna)."
(QS. Al-Lail 92: Ayat 21)
- Surat Al-Insan Ayat 8
Allah Subhanahu Wa Ta'ala berfirman:
وَيُطْعِمُوْنَ الطَّعَا مَ عَلٰى حُبِّهٖ مِسْكِيْنًا وَّيَتِيْمًا وَّاَسِيْرًا
wa yuth'imuunath-tho'aama 'alaa hubbihii miskiinaw wa yatiimaw wa asiiroo
Artinya: "Dan mereka memberikan makanan yang disukainya kepada orang miskin, anak yatim, dan orang yang ditawan,"
(QS. Al-Insan 76: Ayat 8)
اِنَّمَا نُطْعِمُكُمْ لِـوَجْهِ اللّٰهِ لَا نُرِيْدُ مِنْكُمْ جَزَآءً وَّلَا شُكُوْرًا
innamaa nuth'imukum liwaj-hillaahi laa nuriidu mingkum jazaaa`aw wa laa syukuuroo
Artinya: "(sambil berkata), Sesungguhnya kami memberi makanan kepadamu hanyalah karena mengharapkan keridaan Allah, kami tidak mengharap balasan dan terima kasih dari kamu."
(QS. Al-Insan 76: Ayat 9)
- Surat Al-An'am Ayat 162
Allah Subhanahu Wa Ta'ala berfirman:
قُلْ اِنَّ صَلَا تِيْ وَنُسُكِيْ وَ مَحْيَايَ وَمَمَا تِيْ لِلّٰهِ رَبِّ الْعٰلَمِيْنَ ۙ
qul inna sholaatii wa nusukii wa mahyaaya wa mamaatii lillaahi robbil-'aalamiin
Artinya: "Katakanlah (Muhammad), Sesungguhnya sholatku, ibadahku, hidupku, dan matiku hanyalah untuk Allah, Tuhan seluruh alam,"
(QS. Al-An'am 6: Ayat 162)
Hadist Tentang Ikhlas
Selain ayat Al-Qur'an yang menerangkan tentang ikhlas juga terdapat hadits yang menerangkan nya. Oleh karena itu hal tersebut menandakan bahwa begitu pentingnya bagi kita untuk ikhlas karena segala amal perbuatan itu tergantung pada niat kita. Maksudnya apabila ketika hendak melaksanakan amal perbuatan itu harus didasari keikhlasan yang mana hanya semata-mata untuk mencari ridho Allah SWT. Bukan justru yang sebaliknya yaitu agar mendapat pujian dari orang lain. Dan berikut ini ialah hadis-hadis mengenai ikhlas yaitu:
عَنْ عُمَرَ بْنِ الْخَطَّابِ رضي الله عنه قَالَ : سَمِعْتُ رَسُولَ اللَّهِ صلى الله عليه وسلم يَقُولُ : إنَّمَا الأَعْمَالُ بِالنِّيَّاتِ – وَفِي رِوَايَةٍ : بِالنِّيَّةِ – وَإِنَّمَا لِكُلِّ امْرِئٍ مَا نَوَى ، فَمَنْ كَانَتْ هِجْرَتُهُ إلَى اللَّهِ وَرَسُولِهِ ، فَهِجْرَتُهُ إلَى اللَّهِ وَرَسُولِهِ ، وَمَنْ كَانَتْ هِجْرَتُهُ إلَى دُنْيَا يُصِيبُهَا أَوْ امْرَأَةٍ يَتَزَوَّجُهَا ، فَهِجْرَتُهُ إلَى مَا هَاجَرَ إلَيْهِ .
Terjemah Dari Umar bin Khaththab ra, ia berkata; Aku mendengar Rasulullah saw bersabda; Amal itu hanyalah dengan niat, dan bagi setiap orang (balasan) sesuai dengan apa yang diniatkannya. Barangsiapa berhijrah (dengan niat) kepada Allah dan RasulNya, maka (ia mendapatkan balasan) hijrahnya kepada Allah dan RasulNya, dan barangsiapa berhijrah (dengan niat) kepada (keuntungan) dunia yang akan diperolehnya, atau wanita yang akan dinikahinya, maka (ia mendapatkan balasan) hijrahnya kepada apa yang ia hijrah kepadanya.
Dari Abu Hurairah RA, ia berkata : Rasulullah SAW pernah bersabda,
عَنْ اَبِى هُرَيْرَةَ رض قَالَ: قَالَ رَسُوْلُ اللهِ ص : اِنَّ اللهَ لاَ يَنْظُرُ اِلىَ اَجْسَامِكُمْ وَلاَ اِلىَ صُوَرِكُمْ وَ لٰكِنْ يَنْظُرُ اِلىَ قُلُوْبِكُمْ. مسلم
“Sesungguhnya Allah tidak melihat (menilai) bentuk tubuhmu dan tidak pula menilai kebagusan wajahmu, tetapi Allah melihat (menilai) keikhlasan hatimu”. [HR. Muslim]
وَ رَوَى اْلبُخَارِيُّ وَ مُسْلِمٌ: لَوْ اَنَّ اَحَدُكُمْ يَعْمَلُ فىِ صَخْرَةٍ صَمَّاءَ لَيْسَ لَهَا بَابٌ وَ لاَ كَوَّةٌ لَخَرَجَ عَمَلُهُ كَائِنًا مَا كَانَ. متفق عليه
“Seandainya salah seorang di antara kamu melakukan suatu perbuatan di dalam gua yang tidak ada pintu dan lubangnya, maka amal itu tetap akan bisa keluar (tetap dicatat oleh Allah) menurut keadaannya”. [HR. Bukhari dan Muslim]
Barangsiapa memurkakan (membuat marah) Allah untuk meraih keridhaan manusia maka Allah murka kepadanya dan menjadikan orang yang semula meridhoinya menjadi murka kepadanya. Namun barangsiapa meridhokan Allah (meskipun) dalam kemurkaan manusia maka Allah akan meridhoinya dan meridhokan kepadanya orang yang pernah memurkainya, sehingga Allah memperindahnya, memperindah ucapannya dan perbuatannya dalam pandanganNya. (HR. Ath-Thabrani)
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:
“Orang yang paling berbahagia dengan syafa’atku kelak pada hari kiamat adalah orang yang mengucapkan la ilaha illallah dengan ikhlas dari dalam hati atau dirinya.” (HR. Bukhari dari Abu Hurairah radhiyallahu’anhu)
Barangsiapa memperbaiki hubungannya dengan Allah maka Allah akan menyempurnakan hubungannya dengan manusia. Barangsiapa memperbaiki apa yang dirahasiakannya maka Allah akan memperbaiki apa yang dilahirkannya (terang-terangan). (HR. Al Hakim)
Maukah kukabarkan kepada kalian mengenai sesuatu yang lebih aku takutkan menyerang kalian daripada al-Masih ad-Dajjal?”. Para sahabat menjawab, “Mau ya Rasulullah.” Beliau berkata, “Yaitu syirik yang samar. Tatkala seorang berdiri menunaikan sholat lantas membagus-baguskan sholatnya karena merasa dirinya diperhatikan oleh orang lain.” (HR. Ahmad dan Ibnu Majah, al-Bushiri berkata sanadnya hasan)
Seorang sahabat berkata kepada Rasulullah, "Ya Rasulullah, seseorang melakukan amal (kebaikan) dengan dirahasiakan dan bila diketahui orang dia juga menyukainya (merasa senang)." Rasulullah Saw berkata, "Baginya dua pahala yaitu pahala dirahasiakannya dan pahala terang-terangan." (HR. Tirmidzi)
Agama ialah keikhlasan (kesetiaan atau loyalitas). Kami lalu bertanya, "Loyalitas kepada siapa, ya Rasulullah?" Rasulullah Saw menjawab, "Kepada Allah, kepada kitabNya (Al Qur'an), kepada rasulNya, kepada penguasa muslimin dan kepada rakyat awam." (HR. Muslim)
Nabi s.a.w. telah bersabda: "Yang sangat aku takuti atas kamu adalah syirik kecil". Sahabat bertanya: "Ya Rasulullah apakah syirik kecil itu." Jawab baginda: "Riya'. Pada hari pembalasan kelak Allah berkata kepada mereka; pergi lah kamu kepada orang-orang yang dahulu kamu beramal kerana mereka di dunia, lihatlah disana kalau-kalau kamu mendapat kebaikkan dari mereka."
Sahabat Sa'ad bin Abi Waqash ra berkata, bahwa Rasulullah saw telah bersabda: "Nafkah yang kamu keluarkan semata-mata mencari keridhaan Allah, akan mendatangkan pahala besar bagimu. Dan termasuk mendapat pahala besar pula nafkah yang kamu berikan kepada istrimu." (HR. Bukhari).
Kesimpulan
Nah itu tadi merupakan dalil-dalil Al-Qur'an dan hadis yang menjelaskan mengenai ikhlas. Dan semoga setelah membaca penjelasan di atas hal tersebut dapat meningkatkan keikhlasan kita yang mana bertujuan untuk mendapatkan ridho dari Allah SWT. Karena dengan kita ikhlas itu merupakan syarat utama untuk diterimanya amal perbuatan kita.
karena apabila kita melaksanakan sesuatu amal perbuatan yang baik namun didasari dengan ketidak ikhlasan maka hal tersebut niscaya tidak akan mendapatkan ridho dari Allah. Tentunya banyak sekali keutamaan ikhlas seperti kita dapat meneladani sifat dasar nabi dan rasul, ditakuti oleh syaitan, mendapatkan amal yang bernilai besar serta melapangkan hati kita dan masih banyak lagi.